Monday, 25 November 2024
HomeBeritaSeorang Dokter Hindu Bacakan Syahadat untuk Pasien Covid-19

Seorang Dokter Hindu Bacakan Syahadat untuk Pasien Covid-19

Bogordaily.net – Seorang dokter yang beragama Hindu, Rekha Krishnan banyak dipuji warganet saat diketahui kisahnya yang melakukan tindakan yang sangat baik. Dia membacakan dua kalimat syahadat kepada pasien Covid-19 yang dirawatnya dan dalam keadaan kritis.

Dokter yang dibesarkan di Dubai ini membacakan syahadat tersebut kepada pasien Muslimnya yang sakit parah dan terbaring lemah di tempat tidur bangsal Covid-19 di India. Pasien tersebut juga diketahui meninggal setelah Rekha menyelesaikan syahadatnya dengan kalimat

“La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah.”

Dilansir dari Khaleej Times, Jumat (21/5), anggota keluarga dan kerabat memang tidak diizinkan masuk ke bangsal. Sehingga Rekha adalah satu-satunya orang dengan pasien bernama Beevathu yang berusia 56 tahun di saat-saat terakhirnya.

“Dia menderita radang paru-paru parah. Selama masuk rumah sakit, dia dalam kondisi yang buruk dan ditempatkan di ventilator. Kami mencoba yang terbaik tetapi setelah 17 hari, organnya mulai tidak berfungsi,” katanya

Rekha yang merupakan seorang spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Sevana di negara bagian Kerala, India Selatan, sudah berdiskusi dengan keluargs untuk melepas ventilator.

“Tidak ada harapan. Kami berdiskusi dengan anggota keluarga, mereka memberikan persetujuan untuk melepaskannya dari ventilator dan menerima takdir tersebut,” tambahnya. Dia mengaku membacakan kalimat syahadat kepada pasien tersebut se

cara spontan. Karena keluarga disebutnya pasti akan melakukan hal serupa jika berada di sisi pasien tersebut.

“Yang paling menyentuh saya adalah saat saya menyelesaikan kalimat itu, dia menghembuskan napas terakhir. Cara ini terjadi, membuat saya merasa seseorang membuat saya melakukannya, seperti campur tangan Tuhan,” katanya melalui telepon dari Pattambi, Kabupaten Palakkad.

Rekha menegaskan bahwa di tengah pandemi ini, terutama selama gelombang kedua di India. Petugas kesehatan juga berperan sebagai anggota keluarga untuk pasien.

“Semua tempat tidur dan ICU kami penuh. Saya lupa kapan terakhir kali saya tidur nyenyak. Tetapi selama pandemi ini, saya mengembangkan hubungan pribadi dengan pasien. Mengucapkan kalimat syahadat adalah hal biasa, yang akan saya lakukan hari lain, jika perlu, seperti anggota keluarga,” jelasnya.

Rekha mengaitkan tindakannya itu dengan pengasuhannya di UEA yang kaya budaya. Dia besar dan mengenyam pendidikan di negara Muslim tersebut.

“Saya lahir di Kerala tetapi dibesarkan di Dubai. Saya menyelesaikan sekolah saya di The Indian High School Dubai. Orang tua dan kerabat saya ada di Dubai. Saya satu-satunya yang pindah ke India untuk studi yang lebih tinggi dan menetap di Kerala. Suami saya seorang dokter di Thrissur,” katanya.

Mantan ekspatriat UEA ini memiliki dua anak, perempuan dan laki-laki, yang keduanya sedang berlibur bersama kakek-nenek mereka di Dubai. “Saya memiliki ikatan yang kuat dengan UEA.  Ini seperti rumah kedua,” katanya.

“Budaya India dan Islam adalah tentang menghormati orang lain. Rasa saling menghormati yang saya dapatkan di UEA, dari orang-orangnya, mungkin merupakan alasan saya sangat menghormati Islam sebagai sebuah agama,” katanya.***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here