Bogordaily.net – Kata Idul Fitri merupakan gabungan dari kata id dan fitri dalam Bahasa Arab, namun maknanya tidak seperti yang selama ini mungkin dimengerti sebagai kembali pada fitrah.
Kata id dalam bahasa arab memiliki arti merayakan, namun ada juga sebagian orang yang memaknainya sebagai kembali atau kebiasaan.
Sedangkan kata fitri berasal dari bahasa Arab yaitu al-fithr yang artinya berbuka.
Kata berbuka disini bisa dimaknai kepada aktivitas umat islam, saat bulan Ramadan yang berbuka setelah berpuasa seharian penuh.
Jadi kata iftar berasal dari kata al-fithr ini, adapun fitrah dalam bahasa arab disebut juga dengan al-fitrah diartikan sebagai kesucian atau kebersihan.
Jadi bila diambil makna secara bahasa, idul fitri sebenarnya memiliki pengertian sebagai “ merayakan berbuka”.
Hal ini dikaitkan dengan amalan atau ibadah yang dilakukan umat islam, sebelum hari raya idul fitri yaitu berpuasa di bulan Ramadan.
Maknanya menyatakan bahwa, setelah selama satu bulan umat islam berpuasa tidak makan dan minum, akhirnya pada hari raya idul fitri mereka diperbolehkan untuk makan dan minum seperti biasa.
Seperti itulah pemaknaan yang bisa diambil, secara bahasa dari kata idul fitri.
Sedangkan dari makna yang biasa didengarkan, idul fitri diartikan sebagai kondisi suci seperti bayi yang baru lahir.
Kondisi ini menunjukkan keadaan yang bersih tanpa dosa, setelah umat islam menjalankan amalan atau ibadah puasa selama satu bulan di bulan Ramadan, dengan sebaik-baiknya sehingga mampu meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Hal ini berarti makna kembali ke fitrah adalah bebas dari dosa setelah beribadah puasa Ramadan.
Sedangkan makna kembali ke fitrah selanjutnya berkaitan dengan akidah yang lurus, seperti yang dijelaskan oleh firman Allah SWT berikut ini:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS.Ar Ruum:30)
Jadi makna kembali ke fitrah yang berkaitan dengan akidah yang lurus ini adalah, kembali kepada masa saat belum ada yang mempengaruhi, yaitu saat baru saja terlahirkan.
Saat itu akidah seseorang masih lurus, sampai nanti lingkungan akan mempengaruhinya, dia bisa tetap berada pada jalan yang lurus, dan bisa juga berada pada jalan yang justru bukan jalan Allah SWT.***