Bogordaily.net – Kejadian Luar Biasa (KLB) atas kasus klaster Covid-19 yang terjadi di Kota Bogor, saat ini kondisi pandemi masih belum dikatakan aman karena prokes yang belum ketat.
Sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mengingatkan kepada semua pihak, untuk tetap waspada.
Hal itu dikatakan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim saat live streaming bersama MNC Trijaya FM dengan tema ‘Hati-hati Berkerumun’, Selasa 25 Mei 2021.
Dedie A Rachim mengatakan, kejadian itu menjadi salah satu bukti, bahwa Pemerintah sudah mengambil kebijakan-kebijakan yang sudah seharusnya dapat diikuti oleh seluruh masyarakat.
Sehingga sampai dengan saat ini, perlu terus ditumbuhkan kesadaran masyarakat.
“Jangan Pemerintah bekerja keras sendirian, tetapi masyarakat memproduksi covidnya. Sekarang juga kita kombinasikan antara pemberian vaksin,” ujar Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim.
“Kemudian promotif, preventif termasuk kuratif. Tapi jangan kemudian abai dan terjadi kasus seperti di Griya Melati,” tambahnya.
Dedie juga menyampaikan, Kota Bogor setelah sekian dua hingga tiga bulan kebelakang masih berada di zona oranye.
Akan tetapi, Dedie juga mengingatkan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo, saat ini Pemerintah diminta menyiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
“Jadi, kemarin pada saat pelarangan mudik, sebetulnya Pemerintah mengingatkan bahwa pelarangan itu dalam rangka kita mencapai target PTM di Bulan Juli,” katanya.
“Karena persyaratannya pembelajaran tatap muka itu harus dilaksanakan dengan status zona wilayah kuning atau zona hijau,” sambungnya.
Hanya saja, jikalau memang kemudian masyarakat tak patuh akan kesehatan (prokes), maka masyarakat sendiri yang nantinya akan alami kerugian.
“Anak-anak ini sudah satu setengah tahun gak ke sekolah loh, Ibu-ibu dari daring, sekarang menjadi darting (darah tinggi). Tetapi ternyata dalam prakteknya yang melanggar masyarakat juga,” ungkapnya.***