Bogordaily.net – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Forkopimda, memantau mobilitas warga di Mall dan pasar menjelang Hari Raya Idul Fitri, Selasa 4 Mei 2021.
Wali Kota Bogor Bima Arya menjelaskan, kawasan Pasar Kebon Kembang atau Pasar Anyar, setiap menjelang lebaran Idul Fitri selalu kesemrawutan dan potensi mengancam kebersihan di Pasar.
Pemkot Bogor fokus upaya mencegah dan mengantisipasi kerumunan serta mobilitas warga di mall dan pasar. Karena itu, Pemkot Bogor melakukan koordinasi serta secara teknis mengeluarkan kebijakan yang bisa dipahami warga agar dipatuhi.
“Tetapi tahun ini atensinya bukan terkait kesemerautan dan kebersihan saja, lebih dalam lagi terkait mencegah naiknya kasus lonjakan Covid-19” ujar Wali Kota Bogor, Bima Arya, kepada wartawan di depan Blok F Trade Center, Selasa 4 Mei 2021.
Kemudian Bima menambahkan, Kota Bogor mencatat angka terendah sepanjang masa pandemi. Dalam satu hari kasus Covid-19 hanya 13 orang, jumlag itu relatif terkendali. Namun secara nasional ada indikasi kasus Covid-19 naik.
“Jadi kalo kita lalai, abai dan lengah, maka akan naik kasus Covid-19 ini, karena kerumunan dan mobilitas warga naik,” katanya.
Bima Arya menghimbau kepada warga Bogor supaya mempertimbangkan apabila ingin pergi ketempat-tempat umum.
Kalau misalkan pasar dan mal penuh, sangat mungkin akan melakukan kebijakan untuk menutup sementara.
“Jangan sampai ada penumpukan kendaraan, kemacetan dan kesemerautan, sehingga terjadi kerumunan,” ucapnya.
Sementara itu ditempat yang sama, Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menjelaskan, ada lima hal rekomendasi Satgas Covid-19 untuk pengetatan di pasar-pasar.
Pertama akses menuju ke Pasar Kebon Kembang hanya ada dua arus, diantaranya dari Dewi Sartika dan Sawo Jajar dan untuk akses keluar hanya satu jalur yakni ke jalan Pengadilan.
Apabila arus Dewi Sartika padat, Susatyo mengatakan, maka hanya bisa dilewati angkutan umum dan online, angkutan pribadi akan dilakukan pembatasan dari jam pagi sampai siang dan siang sampai sore hanya angkutan umum.
“Kedua, pengawasan dari petugas kesehatan dan cek point di dalam gedung Pasar di Blok F dan sekitarnya. Ketiga angkot tetap beroperasi hanya 50 persen dan tidak boleh ada angkot ngetem, Keempat bongkar muat hanya waktu tertentu dan terakhir soal dimensi keselamatan warga,” jelasnya.
Lalu Susatyo menambahkan, tiap ruas jalan di pasar harus bisa dilewati kendaran darurat, apabila ada parkiran atau lapak PKL, maka akan dibongkar karena demi keselamatan bersama.***