Friday, 22 November 2024
HomeBeritaElly Yasin Pertanyakan Strategi BRI Soal KUR

Elly Yasin Pertanyakan Strategi BRI Soal KUR

Bogordaily.net – Anggota DPR RI Fraksi PPP Komisi VI, Elly Rachmat Yasin mempertanyakan tentang strategi BRI agar berhasil merealisasikan kuota Kredit Usaha Rakyat ( KUR).

Menurutnya pada tahun lalu BRI tidak berhasil merealisasikan kuota KUR. Tahun ini BRI memiliki anggaran KUR lebih besar, yakni Rp. 170 triliun sedangkan tahun lalu hanya Rp 140 triliun.

“Tahun ini besarnya pembiayaan untuk pelaku usaha kecil dan ultra mikro yang mencapai Rp 253 triliun atau naik 15% dari anggaran tahun 2020 yakni Rp 220 triliun melalui bank BUMN,” jelasnya, Jumat (11 Mei 2021).

Elly meminta BRI agar memperhatikan usaha ultra mikro, sesuai amanat UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM karena 77,6% mereka belum bisa diterima bank (unbankable).

Menurutnya BRI harus punya strategi dan lebih konsen dengan pelaku usaha mikro.

“Sebagai pelaku usaha yang berada di lapisan terbawah. Mereka sangat memerlukan bantuan modal. Usaha mereka sifatnya mencari nafkah (livehood) semata. Seperti pedagang kaki lima, pedagang sayur, pekerja kuli bangunan, pedagang di pasar tradisional dan sektor informal lainnya,” ucapnya.

Elly menjelaskan bahwa mereka inilah yang menghidupi keluarga Indonesia.  Menyekolahkan anak-anak Indonesia dan membantu peningkatkan konsumsi dalam negeri karena mereka yang menggerakkan roda perekonomian rakyat di tingkat terbawah.

“Nasabah ultra mikro kini mencapai 60 juta lebih di seluruh Indonesia. Tahun depan kita harapkan bisa menampung 30 juta lagi nasabah baru sehingga 100 usaha ultra mikro akan terbantu,” kata Elly.

Kemudian mereka semua dibina dan dipersiapkan untuk ‘naik kelas’ serta menjadi usaha yang bisa dibiayai oleh perbankan (bankable). Sehingga dapat mempercepat pemulihan perekonomian nasional.

Namun, Elly juga mengapresiasi BRI yang kini memiliki skema kredit ultra mikro. Yaitu KUR “Mikro” dengan plafon kredit Rp. 10 – 50 juta dan program KUR “Super Mikro” dengan plafon lebih kecil, Rp. 1 sampai 10 juta.

Produknya sangat menarik tapi harus disosialisasikan hingga ke desa-desa karena kebanyakan masyarakat desa masih alergi sama bank.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here