Sunday, 12 May 2024
HomeBeritaHarga Kedelai Mahal, Pegadang Tahu di Pasar Ciampea Mogok Berjualan

Harga Kedelai Mahal, Pegadang Tahu di Pasar Ciampea Mogok Berjualan

Bogordaily.net – Para pedagang tahu di , , , mogok berjualan tahu sudah sejak 2 hari yang lalu. Mereka mogok lantaran kecewa harga kacang kedelai yang mahal.

Pedagang tahu di Pasar Baru Ciampea, Mery (40) mengungkapkan, dirinya mogok berjualan tahu bersama pedagang yang lain sudah sejak hari Sabtu sampai Senin kemarin.

“Tukang tahu pengen turun harga kedelainya. Soalnya kacang kedelai mahal sudah hampir sebulan. Dan membuat pedagang tahu ,” kata Mery.

Ia menuturkan, saat ini harga kacang kedelai cukup tinggi, biasanya hanya Rp 8 ribu, kini harga kedelai mencapai Rp 12 ribu.

“Rencananya pedagang tempe juga akan pada tanggal 15, 16, dan 17,” paparnya.

Ia berharap, pemerintah segera mengambil kebijakan terkait mahalnya harga baku tahu tempe agar masyarakat dan pedagang tahu tempe tidak terkena imbasnya.

Diketahui, sejak naiknya harga kedelai, harga tempe yang sebelumnya hanya Rp 300 per potong kini mencapai Rp 5000 per potong.

Sedangkan tahu biasanya harga Rp 3000 isi 5 tahu kuning semenjak harga kacang kedelai naik ukuran lebih diperkecil.

Sehingga hal itu lah yang membuat para pedagang tahu dan disusul nanti penjual tempe akan juga mogok berjualan

Salah satu warga Ciampea, Lili (37) mengatakan, kecewa lantaran biasa memasak tahu tempe, namun karena sekarang tahu tidak ada untuk beberapa hari jadi berhenti untuk mengkonsumsinya.

“Tadinya mau beli tahu ternyata tahunya gak ada pada mogok berjualan udah sejak hari Sabtu kemarin,” ungkapnya.

Sebagai ibu rumah tangga biasa memasak tahu tempe sudah berapa hari ini cari tahu di pasar kosong.

“Biasanya anak saya tiap hari itu makan harus ada tahu tempe sekarang kosong. Tempe ada, cuma harga naik juga. Karena katanya kacang kedelainnya mahal gak ada impor jadi mahal,” ucapnya.

Dirinya berharap, harga kedelai segera stabil kembali agar para penjual tahu tidak mogok berjualan. Karena yang kena imbas masyarakat.

“Seperti pedagang warung makan, tukang gorengan dan saya sebagai konsumen tahu tiap hari kerepotan gak ada tahu tempe,” ujarnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here