Bogordaily.net – Tak jarang banyak orang yang menganggap remeh gejala yang ditimbulkan dari stroke. Namun, guna menangkis hal tersebut ada yang perlu diketahui lebih lanjut dari penyakit ini.
Bersama dua dokter sekaligus dari Bogor Senior Hospital, informasi terkait penyakit stroke akan dibahas secara lebih rinci dan mendalam.
Dokter spesialis dari Bogor Senior Hospital, Dr Intan Abhirama mengungkapkan bahwa, stroke merupakan suatu kondisi defisit neurologis fokal ataupun global, yang terjadi secara mendadak dan bertahan lebih 24 jam kemudian berlangsung normal.
“Gejala-gejala defisit fungsi saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak, bukan oleh sebab yang lain,” ungkap dr Intan Abhirama.
Ia pun menambahkan, gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain, kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain.
Tragisnya, penyakit stroke dapat pula menyebabkan kematian dikarenakan pembuluh darah otak yang mengalami permasalahan.
Stroke sendiri menjadi penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia, setelah penyakit jantung iskemik baik di negara maju maupun berkembang.
“Serangan selintas dari gejala stroke menyebabkan kebas atau tak merasakan sebagian tubuh, gerak tubuh melemah tiba-tiba, kesemutan, dan berbicara tidak nyambung atau kata-katanya tidak terstruktur,” ujar dr Intan Abhirama.
Sementara itu, dr Pauline Suwandhi menyebutkan stroke disebabkan oleh empat faktor yakni fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Dengan begitu, dr Pauline menyarankan agar masyarakat menjaga pola makan dan pola hidup sehat, dengan menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yakni melakukan aktivitas fisik, perbanyak makan buah dan sayuran.
“Hidup sehat, olahraga, cegah kegemukan, tidak konsumsi alkohol, tidak merokok, kalau ada diabetes kontrol diabetnya, kontrol lemak,” kata dr Pauline.
Kemudian, sejumlah faktor risiko dari segi fisik yang sebenarnya bisa dicegah ialah merokok, kurang aktivitas fisik, pola makan buruk, konsumsi alkohol, kadar kolesterol tinggi, narkotika, obesitas, terapi pengganti hormon, hipertensi, gangguan irama jantung, penyakit jantung lainnya, diabetes, dan migrain.
Dr Pauline menambahkan, stroke terjadi apabila pasokan darah ke otak terganggu. Arteri otak (pembuluh darah) yang membawa darah yang kaya oksigen ke otak menjadi tersumbat. Ini merusak bagian otak yang dialiri oleh arteri ini. Sehingga menimbulkan gejala yang bervariasi.
“Tanda-tanda Stroke bervariasi, tergantung lokasi dan besarnya area otak yang terpengaruh. Pada Serangan Iskemik Transien (TIA), yang dikenal sebagai ministroke, gejalanya dapat bertahan hingga 24 jam,” pungkas dr Pauline.
Maka, dua dokter spesialis dari Bogor Senior Hospital menyarankan dengan cara yang sangat mudah untuk melakukan perubahan pola makan demi mengendalikan tekanan darah, level kolesterol dan level gula darah yang berpengaruh pada pembuluh darah otak. Adv