Bogordaily.net- Pada 1 Juni 1945 Presiden Indonesia, Ir. Soekarno menyampaikan pidato dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tentang lima Sila sebagai konsep Negara Indonesia.
Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan lima Sila yang kini konsep tersebut dikenal sebagai Pancasila. Pidato Bung Karno dalam sidang BPUPKI ini dianggap sebagai cikal bakal kelahiran Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Genap 76 tahun silam lima Sila yang ada di Pancasila tidak sama sekali bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan lima butir Pancasila senafas dengan Alquran.
Berikut buktinya seperti dikutip dari Akurat:
1. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selaras dengan firman Allah Ta’ala:
Artinya: “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (QS.al-Ikhlas:1-4).
2. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sejalan dengan firman Allah:
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.al-Hujurat:13).
3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia.
Sejalan dengan firman Allah:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS.al-Hujurat:10).
4. Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Selaras dengan firman Allah:
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. “ (QS.al-Imran:159).
5. Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ini pun sejalan dengan firman Allah:
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.al-Hujurat:13).***