Monday, 25 November 2024
HomeBeritaNyelengin Bertahun-tahun dari Jualan Sapu Lidi, Damar Batal Naik Haji

Nyelengin Bertahun-tahun dari Jualan Sapu Lidi, Damar Batal Naik Haji

Bogordaily.net – Calon Jamaah haji yang berasal dari Kampung Sompok, RT 07, RW 05, Desa Tegal, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor pasrah dan sedih.

Pasalnya mendaftar 2013 Desember dan direncanakan berangkat 2021 ini batal, setelah adanya Keputusan dari pemerintah, haji 2021 ini ditunda karena alasan pandemi covid 19 yang masih melanda dunia.

Yaitu Pasangan Suami Istri Damar Rahayu (51) dan Nana (49) mendengar kabar adanya penundaan pemberangkatan haji harus tertunda.

Menurut Damar adanya pembatalan haji sudah sejak 2 tahun terakhir tentu akan berimbas lagi pada dirinya yang akan mundur lagi pemberangkatan hajinya.

“Saya nanya ke yayasan dimana saya mendaftar di Cibinong, itu infonya kalau gak 2022 tahun 2021 ini saya berangkat katanya. Tapi mendengar kabar ini dari tv bahwa gak ada yang berangkat saya sama istri saya sedih,”kara Damar.

Damar sendiri untuk memang sudah meniatkan untuk pergi haji bersama istrinya setelah awal berumah tangga pada tahunan 1990.

Sejak itu dirinya bertekad untuk mengumpulkan uang dari hasil jualan sapunya yang ia tabung di kaleng dan celengan bambu yang ia buat.

“Say buta huruf makanya saya nabung di kaleng dan bambu setelah terkumpul daya beliin empang dan kambing,”katanya.

Setelah beberapa tahun menabung ia pun membongkar tabungannya itu, saat itu dari hasil tabungan ia mendapatkan 6 juta rupiah.

Karena niatnya untuk pergi ke tanah suci ia pun tidak memakai uang yang ia tabung, namun membelikan ke satu petak empang.

Setelah itu ia pun kembali menabung dan setelah terkumpul beberapa tahun ia menjual empangnya, terkumpul untuk daftar haji akhirnya pada Desember 2013, ia mendaftar haji tersebut.

“Alhamdulillah dari hasil tabungan dan niat saya yang bulat saya mendaftarkan haji namun tentu dengan adanya pembatalan haji waktu pemberangkatan haji akan mundur lagi,”katanya.

Damar sendiri berjualan sapu lidi itu sejak masih muda saat itu harga lidi hanya Rp 800,- pada tahun 2014 harga jula sapu lidi mencapai Rp 2000 dan saat ini sudah Rp 5000.

Ia mengaku untuk saat ini dari harga Rp 5000 sapu lidi yang ia jual mendapatkan keuntungan Rp 2000 rupiah.

Ia menjual sapu lidi ke daerah Jakarta dari gang ke gang, perhari dari hasil penjualan sapu lidi ia mencapai 100 ribu rupiah.

“Paling nyampe ke rumah itu sisa 70 ribu untuk makan dan itu di cukupin cukupin saja, dan kadang kalau ada lebih saya simpen”,katanya.

Dia dan sang istri berharap pemerintah tahun depan Pemerintah dapat memberangkatkan haji.

 

“Mudahan mudahan bisa berangkat tahun depan saya gak akan ambil uang pendaftaran, karen udah tekat bulat saya sejak lama untuk pergi ke tanah suci bersama istri saya,”pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here