Monday, 6 May 2024
HomeBeritaIntip Perbedaan Kolesterol Baik dan Jahat Dalam Makanan Bersama RSUD Kota Bogor

Intip Perbedaan Kolesterol Baik dan Jahat Dalam Makanan Bersama RSUD Kota Bogor

Bogordaily.net – Bagi yang yang setiap hari mengonsumsi gorengan, perlu berhati-hati bahwa makanan yang mengandung itu jika dikonsumsi berlebihan tidak baik bagi kesehatan, bahkan sampai menyebabkan hal yang fatal.

Bersumber dari akun youtube , dr Rosalina yang merupakan bagian dari Poliklinik Penyakit Dalam, memaparkan seputar baik dan jahat yang ternyata keduanya pun punya manfaat dan akibatnya yang seringkali diacuhkan.

Betapa sangat disayangkannya banyak makanan enak namun ternyata di dalam makanan tersebut mengandung yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Dr Rosalina menyatakan, ialah suatu senyawa yang mengandung lemak dan lemak tersebut tidak larut dalam darah. Lemak tersebut bisa didistribusikan ke tubuh dengan syarat adanya bantuan dari protein.

“Meski banyak yang terdapat pada makanan enak, tdak semua merupakan hasil dari lemak jahat. Dalam juga terdapat fungsi dan manfaat yang baik pada tubuh manusia,” ujar dr Rosalina dalam video di akun youtube .

Menurut dr Rosalina, terdapat dua jenis kolesterol, yakni kolesterol baik dan kolesterol jahat. Kolesterol baik (HDL-High Density Lipoprotein) berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma, atau penyempitan pembuluh darah akibat lemak.

Sedangkan kolesterol jahat (LDL-Low Density Lipoprotein) merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ateroma atau penyempitan pada pembuluh darah.

“Kolesterol yang baik memiliki fungsi bagi tubuh jika jumlahnya seimbang dan tidak berlebihan. Kolesterol itu juga sebenarnya butuhkan tubuh untuk membentuk membran sel pada organ-organ tubuh. Misalnya otak, otot, liver,” papar dr Rosalina.

Kolesterol yang baik memiliki fungsi untuk membentuk vitamin D, yang berguna memperkuat dan memberikan kesehatan pada tulang.

Tak hanya itu, kolesterol yang baik juga berguna sebagai bahan baku untuk membuat hormon pada tubuh. Seperti hormon seksual kortisol yang mampu mengendalikan kondisi metabolisme dalam tubuh.

Kolesterol yang mengandung lemak sesungguhnya memberikan energi yang lebih besar bagi tubuh manusia, dibandingkan dengan karbohidrat dan protein.

Apalagi manusia yang membutuh kan energi. Namun, jumlah asupan kolesterol yang berlebihan membuat kolesterol dalam tubuh meningkat dan menjadi penyakit. Maka, harus dipastikan bahwa kadar kolesterol tubuh dalam kadar seimbang.

“Bagi yang tidak memiliki faktor resiko seperti obesitas atau memiliki riwayat gula darah, kolesterol itu sendiri dapat diturunkan dengan pola hidup yang sehat, rajin berolahraga, mengonsumsi banyak serat,” ucap dr Rosalina.

Pentingnya untuk sadar bahwa, kolesterol yang tinggi ternyata malah akan menimbulkan dampak yang fatal bagi tubuh.

“Ketika lemak yang tidak bisa larut dalam darah karena tingginya kolesterol, disaat itu juga akan terjadinya penyumbatan dalam darah di tubuh,” jelas dr Rosalina.

Dr Rosalina mengatakan, penyumbatan tersebut biasanya terjadi seperti di otak yang akan mengakibatkan stroke, di jantung yang akan menimbulkan serangan jantung, atau Deep vein thrombosis (DVT) yang terjadinya penyumbatan darah di kaki.

“Apabila memiliki faktor risiko hipertensi, diabetes, pilihlah makanan yang tidak mengandung lemak jenuh. Seperti membatasi gorengan, produk olahan daging merah dan kambing. Yang terpenting olahraga, jalan kaki, aerobik, dan menghindari stres,” pungkas dr Rosalina.Adv

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here