Bogordaily.net – Sungguh malang nasib ratusan karyawan PT Anugrah Majuperkasa di Desa Curug Kecamatan Gunungsindur, kendati hari raya sudah berlalu, tetapi hingga kini Tunjangan Hari Raya (THR) dan sisa potongan gaji yang diduga belum juga dibayarkan perusahaan.
Ratusan karyawan tersebut hingga saat ini masih terus memperjuangkan hak mereka, bahkan sudah dua kali melakukan aksi demo menuntut janji pihak perusahaan, bahkan terakhir aksi dilakukan pada Rabu sore hingga malam hari (02/06/2021). Namun masih juga belum membuahkan hasil.
Sejak Pukul 16.00 para karyawan yang umumnya adalah perempuan memadati area pabrik. Mereka menunggu janji perusahaan yang akan memberikan sisa gaji yang belum terbayar.
“Sampai saat ini saya dan teman-teman saya belum dapat sisa gaji. Padahal hari ini sudah dijanjikan,” kata salah seorang karyawan Nur saat gelar aksi.
Warga Desa Cibinong, Kecamatan Gunungsindur ini mengaku harus ikat pinggang kencang-kencang. Lantaran dalam beberapa bulan gaji yang diberikan hanya separuh dari total gaji biasanya yang ia terima.
“Sejak Desember 2020 gaji telat dan dibayar setengah. Namun baru bulan April setengah gaji yang dijanjikan tidak juga dicairkan,” tuturnya.
Tidak hanya itu, perusahaan milik warga berdarah Korea Selatan ini juga tak memberikan THR pada setiap buruhnya. Sehingga para kerja harus prihatin saat hari raya.
“Padahal Pesiden Jokowi sudah perintahkan untuk perusahaan memberikan THR, tapi si bos malah berani langgar,” ketusnya.
Senada, Inka Kristi yang juga bekerja sebagai operator merasakan duka di hari raya. Lantaran, kerja kerasnya tak berbuah manis.
“Setiap hari berangkat gelap pulang gelap. Dijanjiin bos katanya mau dibayar gaji ternyata tidak,” keluhnya.
Ia menerangkan, perusahaan menerapkan waktu kerja sejak Pukul 06.30 hingga pukul 21.00. selama 14 jam lebih 30 menit para karyawan dipekerjakan di bawah tekanan.
“Kami terima ikhlas dengan taat dan tertib karena berharap bisa pegang uang di hari raya. Ternyata bos malah dusta,” ucap warga Pamulang ini.
Lebih lanjut ia menerangkan, dirinya dan karyawan lainnya mengaku akan terus menuntut hak mereka, walaupun konsekwensi adalah pemecatan.
“Kami sudah siap dipecat mas. Sakitnya (hati, red) dipecat tak lebih sakit saat hari raya menunggu janji perusahaan. hari raya semua bersedih karena tak mendapat hak semestinya,” pungkasnya.
Hingga berita ini dibuat pihak perusahaan belum bisa dikonfirmasi, dan rencananya ratusan karyawan di perusahaan itu pada Sabtu mendatang akan melakukan aksi kembali.***