BOGORDAILY- Nurfahmi Yusuf, remaja 18 tahun yang gemar mengaji itu akhirnya meninggal pada Rabu (7/7/2021) dini hari.
Dia tidak mendapatkan pelayanan IGD Rumah Sakit untuk pertolongan pertama kecelakaan, akibat terserempet kereta di pintu perlintasan di wilayah Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Kisah tragis tersebut terjadi Selasa, 6 Juli 2021 pukul 16:00 sore. Fahmi bersama rekannya menggunakan sepeda motor usai bermain futsal.
Sesampainya pada pintu perlintasan kereta yang berada di wilayah Kelurahan Sukaresmi, Fahmi berujar kepada rekannya untuk cukup mengantarnya di dekat pintu perlintasan kereta Sukaresmi, Kota Bogor. Ketika hendak melintas, Fahmi terserempet kereta hingga membuat kaki kirinya putus.
Warga dan saksi mata yang berada di lokasi kejadian sontak kaget melihat kejadian itu. Sejumlah warga kemudian mencarter Angkot. Mereka segera membawa Fahmi yang berteriak kesakitan itu menuju Rumah Sakit Islam Bogor.
Tak dinyana, RS Islam Bogor sedang full. Tak patah arang, warga kemudian membawa anak tukang gorengan itu ke RS PMI Bogor. Sesampainya di RS PMI dengan menggunakan angkot, Fahmi kembali ditolak pihak rumah sakit. Alasannya, kondisi IGD juga penuh. Darah yang keluar dari kaki kiri Fahmi pun semakin deras mengucur. Alas dan bangku di dalam angkot semakin lama semakin dijubeli darah Fahmi yang mengucur. “Kumaha Iyeu (Bagaimana ini)…,” ujar Rokib (45) kebingungan.
Rokib adalah Ketua RT 03/01 Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Rokib bersama warga lainnya yang coba menolong Fahmi seolah putus asa.
Fahmi makin meraung-raung kesakitan. Darah segar terus mengalir dari kaki kiri Fahmi yang putus. Entah sudah berapa banyak darah yang keluar. Tak lama Fahmi pun pingsan. Denyut nadinya semakin melemah.
Rokib dan sejumlah warga berusaha menutupi aliran darah dari kaki Fahmi dengan buntalan kain. Namun tak menolong banyak. Tiga jam berlalu. Rokib dan warga lainnya makin kebingungan.
Akhirnya Rokib dan warga memutuskan untuk membawa Fahmi ke RS Hermina Bogor. Perjalanan 30 menit ditempuh dengan Angkot yang sama.
Sesampainya di halaman parkir RS Hermina, Rokib dan warga akhirnya bertemu dengan keluarga Fahmi. Usup (45), penjual gorengan itu menangis melihat putranya tergeletak membiru dengan berlumur darah. Namun harapan masih ada. Nadi Fahmi masih berdenyut. Nafas masih keluar dari hidung Fahmi. (Bersambung)