Friday, 19 April 2024
HomeBeritaWaduh! Takut Tinggal di Indonesia, Warga Australia Nekat Sewa Kapal Laut untuk...

Waduh! Takut Tinggal di Indonesia, Warga Australia Nekat Sewa Kapal Laut untuk Pulang ke Negaranya

Bogordaily.net – Bagi , saat ini tinggal di sepertinya cukup menakutkan. Mereka berlomba-lomba untuk meninggalkan yang lagi diserang virus Covid-19 varian baru untuk kembali ke negaranya. Seperti , mereka nekat menyewa kapal laut untuk kembali ke negeranya.

Dilansir dari The Australian, operator pariwisata yang berbasis di Lombok, Brendan Nuir, menerima banyak permintaan dari ekspatriat untuk memulangkan mereka ke Australia.

Tarif kapal laut sebesar AU$ 3.500 per orang untuk perjalanan selama 67 jam dari Kupang ke Darwin. Perjalanan menggunakan kapal tradisional phinisi.

Nuir yang sebelumnya bekerja sebagai penambang emas di Australia barat ini sebelumnya mengatur penyewaan pesawat untuk ke Australia dengan harga tiket AU$ 10.600 per orang.

Jumlah warga Australia yang terdampar di diperkirakan mencapai ribuan orang. Saat ini mereka kesulitan kembali ke negaranya karena tak ada penerbangan langsung dari sejak Januari lalu.

Singapura juga melarang penerbangan transit dari . Sedangkan Australia sendiri sudah mengurangi hingga separuh kedatangan pesawat.

Nuir pernah menyewakan kapal secara pribadi untuk warga Australia yang ingin pulang kampung pada tahun lalu. Namun saat itu sulit mendapatkan izin dari pemerintah .

Namun kali ini dia mengaku sudah memiliki izin yang diperlukan untuk membawa warga Australia kembali ke negaranya. “Kami hanya menunggu untuk melihat apakah Darwin akan memberi izin untuk datang dan pergi. Itu satu-satunya yang menahan kami,” katanya.

Berdasarkan informasi yang didapat, semua kedatangan harus menjalani karantina di Darwin. “Hanya saja tidak disebutkan berapa lama sebelum kapal diizinkan berangkat lagi,” ujarnya.

Seorang juru bicara Pasukan Perbatasan Australia mengatakan warga negara atau penduduk Australia yang tiba dengan perahu kecil harus memberikan pemberitahuan setidaknya 48 jam untuk perjalanan yang memakan waktu hingga 72 jam. Mereka juga harus mematuhi aturan biosekuriti.

Sedangkan awak kapal yang bukan harus memiliki visa atau pengecualian perjalanan yang sesuai. “Di luar itu, batas kedatangan, ketersediaan karantina, dan proses kesehatan saat kedatangan adalah masalah negara bagian atau teritori yang relevan,” katanya.

Di antara calon penumpang adalah Mathew Connelly. Ia ditugaskan oleh perusahaannya di Australia pada proyek Moto GP di Lombok. Conelly tak pernah membayangkan akan menempuh jalan berliku untuk kembali ke negaranya.

Total kasus Covid-19 di sudah melewati angka 1 juta lebih. Jumlah pasien yang membludak membuat rumah sakit kewalahan.

Media Australia, ABC juga memberitakan sejumlah warganya yang terlantar di Bali. Para ekspatriat pun terpaksa menyewa pesawat terbang dari Bali ke Perth dengan harga sangat mahal, karena tak adanya penerbangan.

Saat ini sekitar 100 warga Australia sudah mendaftar. Namun hanya 25 orang yang bisa terbang dengan pesawat sewaan. Akibatnya harga tiket menjadi amat mahal.

Total kasus Covid-19 di Indonesia sudah melewati angka 1 juta lebih. Jumlah pasien yang membludak membuat rumah sakit kewalahan.

Selain Australia, sejumlah ekspatriat sudah lebih dulu kembali ke negaranya. Warga negara Taiwan, Arab Saudi dan Jepang ramai-ramai menyewa pesawat pulang.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here