Monday, 29 April 2024
HomeBeritaPemerintah Siapkan Nakes dan Suplai Oksigen untuk Kendalikan Pandemi Covid-19

Pemerintah Siapkan Nakes dan Suplai Oksigen untuk Kendalikan Pandemi Covid-19

Bogordaily.net menyebutkan, bahwa sedang berupaya keras untuk Covid-19 yang kini sedang melanda, Kamis 15 Juli 2021.

Dirinya menyebutkan bahwa, dari mahasiswa kedokteran dan keperawatan akan dialokasikan menjadi tenaga bantuan, setelah sebelumnya diberikan pelatihan, vaksinasi lengkap serta tes kesehatan.

“Ini (mahasiswa kedokteran dan keperawatan) akan diperbantukan untuk memenuhi gap yang ada, kami rekrut lebih dari 2000 yang baru lulus,” ujar .

Kemudian, lanjutnya, Presiden Joko Widodo akan meluncurkan 300 ribu paket obat pada hari ini. Secara detil, Menko Luhut menyebutkan bahwa paket obat tersebut dialokasikan 10 persen untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) , 60 persen gejala demam dan anosmia, 30 persen gejala ringan demam dan batuk.

“Target penerima paket obat ini adalah masyarakat yang kurang mampu dan sulit mengakses obat-obatan,” katanya.

Untuk memperkuat upaya di dalam negeri, dia menyatakan bahwa juga memperoleh tawaran dukungan kerjasama internasional dalam bentuk barang, baik dari segi obat-obatan maupun peralatan kesehatan.

Lebih jauh, untuk mengatasi kekurangan pasokan oksigen, telah memaksimalkan cadangan oksigen untuk didistribusikan secara merata ke seluruh Indonesia.

Untuk ini, telah ada 90 hingga 100 persen realokasi oksigen industri guna memenuhi kebutuhan yang ada. Iso tank juga telah dimobilisasikan dari industri untuk menampung kebutuhan oksigen cair.

Tak hanya itu, Menko Luhut menyampaikan bahwa telah membeli oksigen konsentrator, dan generator untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang ada.

“Sumbangan medis dari perusahaan swasta juga turut membantu kebutuhan medis kita,” imbuhnya.

Dalam memenuhi kesejahteraan masyarakat, di samping bantuan sosial, Presiden juga akan memberikan bantuan beras bagi masyarakat.

Tenaga TNI dan POLRI akan dikerahkan untuk membantu mendistribusikan sampai ke kantong-kantong terkecil masyarakat.

“Jangan sampai ada rakyat yang tidak makan, ini perintah langsung dari Presiden,” terangnya.

Lebih jauh, Luhut menegaskan, bahwa peningkatan kasus harian didominasi oleh varian delta, yang tidak hanya dialami oleh masyarakat Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

“Kita harus meningkatkan pengawasan lebih terkait ini, edukasi terkait gejala ini juga harus ditingkatkan, kita bisa hadapi ini bersama,” tegasnya.

Menurutnya, masa inkubasi 14-21 hari begitu kritikal sehingga perlu pemantauan bersama.

“Kita semua harus prihatin dan jangan sampai lengah, kurangi perkumpulan yang tidak perlu akan menciptakan efektivitas juga. Mari kita bergotong royong demi pulihnya negeri ini dari pandemi yang tengah melanda,” ungkapnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here