Saturday, 23 November 2024
HomeKabupaten BogorDisdik Bogor: Guru di Cilebut yang Dinilai Arogan Sudah Dievaluasi

Disdik Bogor: Guru di Cilebut yang Dinilai Arogan Sudah Dievaluasi

 

BOGORDAILY- Seorang guru di Cilebut Kabupaten Bogor yang dinilai otoriter dan arogan telah dievaluasi Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Sebelumnya, viral cuitan Anung di Twitter berisi keluhan orang tua siswa terkait guru yang dinilai otoriter dan arogan viral di media sosial.

Dalam cuitannya pada Rabu (4/8), Anung menceritakan tentang istrinya yang dikeluarkan dari grup WhatsApp pembelajaran jarak jauh (PJJ) anaknya yang masih duduk di kelas 4 SD. Istri Anung dikeluarkan lantaran melakukan protes kepada guru yang memberi tugas yang banyak, namun tidak disertai pemberian materi.

“Sudah (evaluasi). Hari ini rencananya akan dipanggil lagi kepala sekolah, guru, dan orang tua oleh pengawas. Saya masih tunggu info dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan Koordinator Layanan Pendidikan (Koryandik) terkait kelanjutannya,” kata Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Disdik Kabupaten Bogor, Nur Janah seperti dilansir Republika.co.id, Senin (9/8).

Nur Janah menegaskan, Disdik Kabupaten Bogor telah bergerak untuk menengahi antara sekolah dan orang tua murid. Saat ini, pihaknya akan melihat dahulu bagaimana kronologis di lapangan.

“Nanti kita lihat dulu di lapangan seperti apa, saya klarifikasi dulu apakah prosesurnya seperti apa, kita tetap ada di tengah. Sudah bergerak langsung. Kami juga sudah buat surat edaran tentang pembelajaran selama pandemi Covid. Ada daring, luring, dan kombinasi,” kata dia.

Menanggapi arahan DPRD Kabupaten Bogor untuk meningkatkan kreativitas guru dan sekolah, Nur Janah mengatakan, Disdik selalu memberi informasi kepada tenaga pendidik terkait pelatihan cara mengajar. Meski demikian, dia mengaku, para guru utamanya di tingkat sekolah dasar mengalami kesulitan untuk mengajar murid kelas 1 SD secara daring.

“Pembelajaran daring ini buat guru lebih capek. Selama pembelajaran masa pandemi, kita sering beri informasi misalnya ada pelatihan. Supaya menambah ilmu wawasan mereka pada ikut. Menggali ilmu dan kreativitas,” kata Nur.

Sementara itu, orang tua siswa yang membuat aduan, Anung Hidayah (36 tahun) mengatakan, guru yang bersangkutan telah diganti dengan guru baru. Tak hanya itu, pada Senin pagi dilakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di kelas yang bersangkutan. (*)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here