Tuesday, 14 May 2024
HomeBeritaHadapi Gelombang Pengungsi Afganistan, Yunani Bangun Pagar Sepanjang 40 Km

Hadapi Gelombang Pengungsi Afganistan, Yunani Bangun Pagar Sepanjang 40 Km

Bogordaily.net telah membangun sebuah pagar penghalang sekaligus pemantau sepanjang 40 km di perbatasan .

Pagar tersebut dibangun untuk mencegah masuknya masyarakat Afganistan ke Eropa setelah wilayahnya diambil alih Taliban.

Menteri Perlindungan Warga , Michalis Chrisochoidis, berkata bahwa pagar itu dibangun untuk menghindari terulangnya peristiwa enam tahun lalu.

Sebelumnya, pada tahun 2015, terjadi krisis pengungsi di mana hampir satu juta orang melarikan diri dari perang.

Mereka juga berupaya membebaskan diri dari kemiskinan di Timur Tengah dan sekitarnya dengan menyeberang ke dan .

menjadi garis depan krisis itu, dan kini mengerahkan pasukan militer di perbatasan untuk mencegah negaranya menjadi pintu masuk ke Eropa.

Mereka kemudian melakukan perjalanan ke utara menuju negara-negara kaya, dikutip dari Sky News.

“Kami tidak bisa hanya menunggu dengan pasif untuk dampak yang mungkin terjadi,” kata Michalis Chrisochoidis.

“Perbatasan kami akan tetap aman dan tidak dapat diganggu gugat,” tegasnya.

Dilansir dari Guardian, Menteri Migrasi Notis Mitarachi juga memberikan pernyataan.

“Negara kami tidak akan menjadi pintu gerbang ke Eropa bagi imigran ilegal Afghanistan,” ujarnya.

Michalis Chrisochoidis menyebut bahwa perpanjangan pagar hingga 12,5 km di perbatasannya dengan selesai baru-baru ini.

Pagar tersebut dilengkapi dengan sistem pemantauan elektronik otomatis berteknologi tinggi.

Kedatangan migran ke , baik melalui darat atau laut, telah melambat sejak 2016.

Perlambatan itu terjadi setelah Uni Eropa menyepakati dihentikannya pertukaran arus dukungan keuangan dengan .

Selama satu pekan terakhir ini, warga Afghanistan terus berupaya untuk keluar dari negaranya hingga memicu kekacauan di luar bandara Kabul.

Warga Afghanistan dan warga negara asing terus berlomba untuk keluar dari negara itu sebelum tentara Amerika, yang memimpin evakuasi, meninggalkan Afghanistan pada 31 Agustus 2021.

Tetapi menurut Kementerian Luar Negeri AS, Taliban berkata masih akan mengizinkan warga Afghanistan yang ingin pergi dari negaranya setelah 31 Agustus.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here