Friday, 3 May 2024
HomeBeritaHimbauan DMI Agar Solat Jumat Dua Gelombang Berdasarkan Nomor Handphone Ditentang MUI

Himbauan DMI Agar Solat Jumat Dua Gelombang Berdasarkan Nomor Handphone Ditentang MUI

Bogordaily.net – Surat keputusan (DMI) terkiat yang dibagi dua gelombang berdasarkan ganjil genap nomor handphone, mendapatkan penolakan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI menilai ketentuan tersebut sangat ribet dan tidak efektif.

“Tak setuju. Bikin ribet. Siapa yang akan mengontrol dan berapa jumlah petugas yang akan mengontrol nomor handphone jemaah,” terang Ketua MUI, Anwar Abbas, saat dihubungi di Jakarta, Kamis 12 Agustus 2021.

Anwar mengatakan, belum tentu semua jemaah yang datang ke masjid membawa handphone. “Kebijakan itu akan membuat susah banyak pihak saja kalau diterapkan,” ujar Anwar.

Ia menambahkan, belum tentu juga semua jemaah yang akan Shalat Jumat tersebut mau diatur ganjil-genap berdasarkan nomor HP. “Sejak awal, MUI juga tidak setuju Shalat Jumat di tengah pandemi Covid-19 ini dibagi dua gelombang,” terangnya.

Sebab itu, lanjut Anwar, MUI meminta pengurus masjid atau masyarakat untuk membuat atau menambah tempat untuk pelaksanaan Shalat Jumat.

“Misalnya, Shalat Jumat di Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kalau memang masjidnya hanya diizinkan untuk menampung 25 persen jamaah, maka jemaah lain bisa menempati aula masjid atau halaman sekolah,” katanya.

Ia mengatakan, masyarakat bisa memanfaatkan tempat-tempat untuk dijadikan lokasi Shalat Jumat yang ada di dekat masjid, seperti sekolahan atau tempat lainnya.

“Yang penting pelaksanaan Shalat Jumat tersebut sesuai protokol kesehatan, ada jarak di antara shaf (barisan jemaah),” ungkap Anwar.

Terkait usulan (DMI) yang diketuai Jusuf Kalla, agar Shalat Jumat dibagi dua gelombang berdasarkan ganjil-genap sesuai nomor handphone, Anwar meminta, tak usah mengikuti seruan tersebut.

“Pak Jusuf Kalla itu kan politisi. Tidak ahli agama. Karena ada perintah dalam Al-quran, kita diminta bersegera untuk melaksanakan Shalat Jumat ketika ada panggilan (azan),” terang Anwar.

Nah, bagaimana mungkin ketika akan melaksanakan Shalat Jumat, tiba-tiba diminta mengikuti aturan ganjil-genap, mereka pasti akan menolaknya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here