Friday, 22 November 2024
HomeBeritaMiris! Bantuan Pangan Non Tunai Bikin Pedagang Lokal Gigit Jari

Miris! Bantuan Pangan Non Tunai Bikin Pedagang Lokal Gigit Jari

Bogordaily.net – Polemik Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial di masyarakat menjadi sorotan, pasalnya program BPNT yang bernilai Rp.200.000-/kartu, praktek di bawah sangat memprihatinkan.

Pasalnya program tersebut jadi ajang rebutan para pengusaha menengah keatas untuk dapat menyuplai komoditi terutama dari item beras.

Penyaluran beras yang dilaksanakan oleh agen e-warung mayoritas produk luar sehingga kearifan lokal pun terkikis.

Satibi warga Tenjolaya sebagai pedagang beras mengungkapkan, ketika program BPNT disalurkan dirinya hanya gigit jari dan cuma jadi penonton saja. Padahal beras yang dirinya jual kualitas dan harganya bisa diadu dengan beras dari para pengusaha penyuplai beras.

“Jika Aturan harus jadi CV dulu untuk bisa menyalur beras ke agen e-warung yang ada di Tenjolaya kami pun tidak keberatan untuk melengkapinya,” ujar Satibi kepada Bogordaily.net, Jumat 13 Agustus 2021.

Sebagai pedagang beras ia berharap pemerintah untuk mengutamakan kearifan lokal sesuai bidangnya. Jangan seperti saat ini dimana beras-beras itu dipaket dan dibiarkan pihak agen e-warung belanja sendiri di wilayahnya masing-masing.

“Beras itu dikirim pihak yang mengatasnamakan penyalur, padahal penyalur itu bukan bidangnya,” bebernya.

Roni Galing sapaannya selaku tokoh muda Tenjolaya menegaskan, perihal komoditi BPNT harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya bukan asal kirim.

“Ini bukan rahasia umum lagi dan juga tidak luput diawasi satuan harga produk. Itu harus sesuai di pasaran agar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tidak merasa dirugikan,” pintanya.

Menurut Roni ketika dalam BPNT ada unsur bisnis mencari untung, tapi jangan berlebihan yang membuat KPM dirugikan.”Inikan program pemerintah untuk warga miskin, toh jangan dibuat susah lagi dengang sajian produk kurang layak entah dari beras, buah, tahu tempe,telur dsb,” tuturnya.

Ia meminta jangan sampai ini terkesan mencari kesempatan di dalam kesempitan, perlu juga komoditi yang kurang layak harus diperbaiki dan ditukar jangan membuat kecewa KPM. “Perlu diingat juga ketika warga KPM mendoakan tidak baik kepada penyalur maka akan berdampak buruk kedepannya bagi penyalur,” pungkasnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here