Bogordaily.net – Pasca ditinggalkan Amerika Serikat (AS) Tiongkok dan Rusia bersiap untuk memperluat pengaruhnya di Afghanistan.
Presiden Joe Biden memutuskan untuk menarik mundur pasukan AS dari Afghanistan setelah hampir 20 tahun ‘bersarang’ di negara Asia Tengah itu.
Berkuasanya Taliban di Afghanistan akan kembali merubah peta geopolitik kawasan Asia Tengah terutamanya dua saingan AS, yakni Tiongkok dan Rusia berpeluang untuk memperluas pengaruh mereka di sana.
“Tiongkok mendapatkan keuntungan dari aksi tidak bertanggung jawab pemerintahan AS yang sudah bertindak di luar ekspektasi dunia internasional dan juga hubungan Washington dan sekutunya,” kata Zhu Yongbiao, penasihat pemerintah Tiongkok untuk urusan Asia Tengah.
Sementara itu, Arkady Dubnov, analis politik yang juga ahli dalam masalah Asia Tengah di Moskow, Rusia menyatakan hal sama.
“Kami bisa menyatukan kepentingan kami dengan Tiongkok sebagai oposisi AS,” ucapnya.
“Apa yang baik untuk kami adalah buruk untuk AS, apa yang buruk untuk kami adalah baik untuk orang Amerika. Hari ini situasi (Afghanistan) buruk untuk Amerika, dan itu baik untuk kami,” ujarnya lebih lanjut.
Dilansir dari laman Financial Times pada Rabu, 18 Agustus 2021 Taliban sendiri mengumumkan kemenangan yang diraih atas pemerintahan Afghanistan pimpinan Ashraf Ghani.
Tentara Afghanistan yang bertahun-tahun dilatih oleh NATO (North Atlantic Treaty Organization) tidak bisa melakukan perlawanan ketika Taliban menyerbu masuk ke ibu kota Kabul.
Harga yang harus dibayar AS tidak murah di Afghanistan. Mereka kehilangan 3000 tentara gabungan dengan NATO.
Di sisi lain, orang Afghanistan menderita dengan terbunuhnya kurag lebih 47.000 ribu warga sipil, dan juga kematian gabungan 66.000 militer dan polisi ‘negeri para Mullah’ tersebut dalam kurun waktu 20 tahun.
Gelontoran dana besar dollar dicanangkan Washington, AS untuk menangani perang berkepanjangan di Afghanistan.
Indikasi awal menduga Tiongkok yang kemungkinan didukung Rusia, Pakistan, dan juga beberapa pemerintahan lainnya akan melakukan pendekatan berbeda kepada Afghanistan baru di bawah Taliban.
Tiongkok tidak akan menggunakan pendekatan militer, namun mereka akan menggunakan pendekatan ekonomi untuk memulai rekonstruksi di Afghanistan pascaperang.
“Kami berharap Taliban di Afghanistan bisa menyatukan semua faksi, partai dan menciptakan stabilitas politik nasional. Sehingga terwujud kehidupan perdamaian yang panjang di Afghanistan,” tutur Geng Shuang, Wakil Deputi Tiongkok untuk PBB memungkas.***