Bogordaily.net – Lumbis Pansiangan membangun Gerbang Satria Lumbis Pansiangan (Gerakan Pembangunan Pariwisata Riam Lumbis Pansiangan), gerak pembangunan ini seperti hukum fisika yang disebut dengan Gaya Sentripetal untuk Memperkokoh NKRI.
Plt. Camat Lumbis Pansiangan mengatakan, gerak pembangunan seperti hukum fisika yang disebut dengan gaya sentripetal yaitu bergerak gaya yang disebabkan oleh gaya yang menuju ke pusat lingkaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lanjut Lumbis, pribahasa ada gula ada semut adalah di mana banyak kesenangan di situlah banyak orang datang atau dalam makna yang lainnya bahwa orang akan berdatangan ke tempat yang menyenangkan.
“Dimana ada gula disitu ada semut, di mana banyak kesenangan di situlah banyak orang datang atau dalam makna yang lainnya bahwa orang akan berdatangan ke tempat yang menyenangkan,” katanya.
Seperti di ibaratkan pembanguan satu Negara maka pembanguan harus dimulai dari lingkar luar lalu bergerak ke dalam, sehingga pemerataan dan keadilan pembanguan itu dapat dirasakan Masyarkaat seluruh Indonesia.
“Dengan banyak orang perputaran ekonomi akan otomatis lancar kesehatan pun meningkat karena orang yang datang akan membelanjakan uang dikantongnya untuk makan, minum, beli kebutuhan lainnya,” katanya.
Dirinya juga menjelaskan, Lumbis Pansiangan adalah salah satu dari sekian banyak perbatasan yang dibangun PLBN itu, artinya bahwa jika sudah PLBN tahun depan (perkiraan Desember 2022) maka Lumbis Pansiangan adalah salah satu pintu resmi negara yang berada diwilayah Kabudaya Nunukan Kalimantan Utara. yang dapat dilalui oleh semua orang dari negara manapun, sepeti Bandara Soekarno Hatta.
“Visi misi pemerintah Kalimantan Utara Menata Kota, Membangun Desa adalah salah satu intrument yang menjadi daya dorong mulainya Desa-desa untuk menata dan membangun desanya berdarakan potensi lokal hal ini juga sesuai dengan visi misi pemerintah Kabupaten Nunukan pada poin ke 3 meningkatkan pertumbuhan ekonomi berdarakan potensi lokal,” jelasnya.
Untuk itu, Pemerintah Nunukan dan Pemerintah Kalimantan Utara melalui Pemerintah Kecamatan Lumbis Pansiangan mulai melakukan gerakan pembangunan berbasis kerakyatan dan pengebangan potensi lokal (wisata) dan UMKM untuk mulai mempersiapkan desa menghadapi dibukanya pintu negara tersebut, artinya gulanya akan diciptakan (wisata) fasilitas pendukung agar orang bisa datang PLBN.
Setelah itu akan diikuti dengan pengembangan SDM yang memadai.
Selain itu keberadaan Lumbis Ogong, Lumbis Hulu, Lumbis dan Kecamatan lainnya di Kabudaya terkoneksi dengan Lumbis Pansiangan sehingga efek domino perputaran ekonomi akan juga akan dirasakan oleh semua pihak.
Apalagi jalan Manslong-PLBN Labang-Tau Lumbis sudah terkoneksi hal ini akan memacu pertumbuhan ekonomi dan juga didukung dengan “Bing Bang” Ibu Kota Negara di Kalimantan dimana jalur terdekat Ibu Kota Negara ke Ibu Kota Sabah Kota Kinabalu adalah PLBN Labang.
Contoh konkrit adalah dibangunnya PLBN dibebarapa titik di perbatasan negara dan mulainya konektifitas jalur Jalan dihubungkan.
“Gilirannya kita diperbatasan memeras pikiran (otak) untuk mem-brandingnya agar menjadi gula,” imbuhnya.
Untuk itu, Lumbis menjelaskan, harus dipusatkan di Jawa baru ke luar Jawa, itu namanya gerak sentrifugal yang dalam hukum fisika. Satu gerak yang dari pusat lingkaran ke luar.
Gaya ini sering membaut objek lepas dari pusat lingkaran artinya, sambung Lumbis, jika dianalogikan bahwa jika ini yang dianut sistem pembanguan Indonesia akan berujung kepada disintegrasi bangsa (ada wilayah yang melepaskan diri). Hal ini terbukti dengan sistem sentralisasi dulu yang lepasnya Timor Timur dan bergejolaknya Aceh.
Maka gerak pembangunan adalah sentripetal dari perbatasan, pedalaman, pulau terluar pulau, luar Jawa dan pada gilirannya adalah memperkokoh pusat negara dan memperkuat NKRI. Sebab, Indonesia adalah Negara kesatuan.
“Pembanguan dari pinggiran dalam Nawacita Presiden Jokowi untuk menuju Indonesia maju adalah satu konsep pembangunan yang sesungguhnya adalah mengadopsi hukum fisika yang disebut hukum sentripetal,” jelasnya
Lumbis Pansiangan mengatakan, pembanguan dimulai dari pinggiran, penataan dari perbatasan, pulau terluar dan dikoneksikan dengan jalur-jalur nadi jalan utama untuk menuju sentra-sentra ekonomi.
“Sehingga tercipta gaya “The Interest Of The Progress Of The Indonesian Nation” bahasa singkatnya bangga menjadi Indonesia (nasionalisme),” tandsanya.