Bogordaily.net – Ruginya berlipat ganda. Pinjam satu juta, diterima 800 ribu, harus kembalikan dua juta. Siang malam tidak tenang karena dihantui tagihan. Kurang lebih inilah gambaran situasi dari yang akan dialami oleh mereka yang berani meminjam ke rentenir.
Mereka sudah menyusup gang-gang sempit kota Bogor. Manfaatkan situasi darurat dari warga yang butuh uang mendesak.
Bermuka manis demi dapatkan “nasabah” baru untuk kemudian dicekik di kemudian hari.
Melihat kondisi ini, Angga Alan anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Kota Bogor tidak tinggal diam.
Terlebih lagi banyak warga di Bogor Barat yang masih awam dengan bahayanya rentenir.
“Hindari dan jauhi rentenir, apapun bentuknya, baik itu bank emok atau bank keliling. Bantuan dari rentenir tidak akan jadi solusi dari permasalahan kita,” tegas Angga.
Angga memahami betul bahwa, hanya melarang tidaklah cukup untuk membantu. Sudah tiga bulan sejak dimulai, program Dana Bergulir yang Angga luncurkan berjalan dengan lancar.
Program berupa pinjaman tanpa bunga Angga berikan pada warga yang terlanjur terjerat jebakan rentenir.
Tercatat tidak kurang dari 30 juta rupiah telah ia salurkan untuk program ini.
Angga pun menyiapkan sistem pendampingan kepada warga yang menjadi peserta dari program ini.
Keberadaan para pendamping ini selain untuk melatih warga untuk berkomitmen mengembalikan pinjamannya, juga untuk memberikan edukasi mengenai pengaturan keuangan keluarga.
Sesuai nama programnya, dana pinjaman yang dikembalikan oleh peserta, nantinya akan digulirkan sebagai pinjaman untuk warga lain yang memiliki kebutuhan mendesak.
Angga juga mendorong Pemerintah Kota Bogor agar secepatnya membentuk Satuan Tugas (SATGAS) Anti Rentenir, agar penanganan masalah rentenir ini bisa lebih luas dirasakan oleh masyarakat.
Karnain Asyhar selaku ketua Majelis Pertimbangan Daerah PKS Kota Bogor sekaligus sebagai Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Bogor mengingatkan hal senada.
“Berurusan dengan rentenir atau bank keliling menjadikan harta kita tidak berkah. Karena ketidakberkahan ini akhirnya masalah juga tidak kunjung selesai, justru tambah banyak,” pesan Karnain. ***