Bogordaily.net – Institut Agama Islam Sahid bersama kader posyandu Desa Cinangka, Kecamatan Ciampea mengelar penyuluhan tentang stunting di aula desa pada Sabtu 11 September 2021. Kegiatan bertujuan meningkatkan Peran kader Pembangunan manusia dalam penanganan dan pencegahan STUNTING pada anak usia dini.
Menurut data Dinas Kesehatan kabupaten Bogor pada 2019, jumblah pengidap gizi buruk di Babupaten Bogor mencapai 100 orang pengidap gizi buruk, atau sekitar 0,0017% dari 577,656 balita yang menjadi sasaran.
Sementara balita yang ditimbang di Kabupaten Bogor mencapai 454,433(Diskominfo Kabupaten Bogor 6 Maret 2020).
Masalah pengidap gizi buruk kompleks mulai dari nutrisi, penyakit penyerta, masalah sosial, ekonomi, budaya masyarakat/kebiasaan dan faktor lingkungan tempat tinggal, juga berpengaruh sehingga intervensi penagananya harus konprehensif dan lintas sektoral.
Dr.Zaenal Abidin, M.Si mengatakan secara umum penanganan gizi buruk dan stanting ada 2 tahapan. Pertama, penanganan spesifik artinya pendekatan pelayanan kesehatan, teknis kesehatan dan ini hanya menyumbangkan 30% saja angka keberhasilan menurut riset penanggulangan masalah gizi buruk, sedangkan sisanya 70% ini ada dimasalah sesitif atau tahapan kedua yaitu penanggulangan dari berbagai sektor.
Ia menambahkan, selain kurangnya asupan nutrisi penderita gizi buruk juga disebabkan faktor penyerta atau penyakit bawaan.
“Dalam mencegah STUNTING akibat asupan gizi yang kurang dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan gizi yang sesuai,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Cinangka Rohman, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh mahasiswa INAIS bersama kader posyandu dalam memberi pemahaman tentang STUNTING kepada warga.
“Semoga dengan digelarnya pemahaman dan pencegahan STUNTING kepada warga dapat menurunkan angka gizi buruk di desa,” ungkapnya.***