Friday, 19 April 2024
HomeBeritaGoogle dan Apple Terancam Didenda Pemerintah Rusia. Ini Penyebabnya

Google dan Apple Terancam Didenda Pemerintah Rusia. Ini Penyebabnya

Bogordaily.net dan dituding telah melecehkan Presiden Vladimir Putin. Pasalnya dua perusahaan raksasa Amerika tersebut tidak menggubris permintaan Presiden Rusia itu untuk menyingkirkan aplikasi Alex Navalny's Smart Voting dari Play dan App Store.

Saat ini kedua perusahaan harus siap berhadapan dengan denda yang sangat besar yang akan dijatuhkan pemerintah Rusia.

Dilansir dari laman Express, permintaan Kremlin untuk menyingkirkan aplikasi Alex Navalny's Smart Voting sudah dibuat sejak bulan lalu.

Dibarengi dengan ancaman berupa denda sebesar empat juta Ruble (sekitar Rp782,5 juta) apabila dan gagal melarang peredaran aplikasi itu dari toko aplikasi masing-masing.

Di Rusia, aplikasi Alex Navalny's Smart Voting sudah dimasukkan daftar hitam lantaran dianggap masuk ke dalam gerakan ekstremis.

Akan tetapi dan seakan tidak peduli dan terus membiarkan peredaran aplikasi itu.

Hingga akhirnya pada Selasa, 1 September 2021, Roskomnadzor yang merupakan badan eksekutif federal Rusia untuk urusan media dan telekomunikasi mengeluarkan pernyataan resmi terkait kelalaian dua perusahaan raksasa asal Amerika Serikat tersebut.

“Tidak patuh (untuk menghapus peredaran aplikasi Alex Navalny's Smart Voting) berarti sama halnya dengan melanggar hukum yang berlaku di Rusia. Dan dianggap sebagai upaya perusahaan Amerika Serikat untuk ikut campur dalam urusan pemilu Rusia,” ucap Roskomnadzor.

Pelecehan yang dilakukan dan terhadap Presiden Vladimir Putin juga mendapatkan tanggap dari Kementerian Luar Negeri Rusia.

Lewat juru bicaranya, Maria Zakharova, Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut lalainya perusahaan Amerika Serikat dalam upaya penghapusan konten ilegal beredar di dunia maya merupakan hal yang sudah biasa.

Sebab ‘serangan' dua perusahaan teknologi asal AS tersebut dilancarkan tepat beberapa minggu sebelum pemilu parlementer digelar di Rusia.

‘Serangan' ini diduga kuat untuk memperpanas pecahnya arus kekuatan di Kremlin yang sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.

Antara kekuatan yang membenci kekuasaan Presiden Putin dengan Partai United Russia.

Partai United Russia merupakan partai terbesar sejak Vladimir Putin pertama kali menjabat sebagai presiden Rusia.

Dilaporkan bahwa saat ini Partai United Russia mulai perlahan kehilangan giginya.

Tidak ingin makin kehilangan pengaruhnya, pesaing terberat Presiden Vladimir Putin yaitu Alexey Navalny pun dijebloskan ke penjara dengan tuduhan sebagai penggerak organisasi separatis.

Padahal Alexey Navalny adalah pendiri gerakan anti korupsi yang bertugas menghentikan kekuasaan Presiden Vladimir Putin yang dianggap telah busuk sejak lama.

Akan tetapi semenjak Alexey Navalny dijebloskan ke penjara pada awal tahun ini, siapapun yang mendukung gerakan yang digagas pengacara anti korupsi tersebut bakalan ikutan dijebloskan ke penjara.

Dan dipastikan hukuman kurungannya tidak akan berakhir dalam waktu singkat.

Sementara itu, aplikasi buatan organisasi Alexey Navalny yang masih bersikeras dipertahankan dan Apple merupakan salah satu cara yang dipakai si pengacara untuk mengalahkan anggota Partai United Russia di pemilu parlementer.

Dari penjara, Alexey Navalny meminta seluruh pendukungnya untuk mengunduh aplikasi Smart Voting agar Presiden Rusia Vladimir Putin bisa segera dilengserkan dari kursinya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here