Saturday, 12 April 2025
HomeNasionalTerjerat Rentenir dan Bank, Pasutri Ini Tinggal di Gubuk Samping Kandang Sapi

Terjerat Rentenir dan Bank, Pasutri Ini Tinggal di Gubuk Samping Kandang Sapi

Bogordaily.net – Pasangan Ngadiono (52) dan Sumini (44) bersama empat orang anaknya terpaksa yang ada di tengah ladang yang bersebelahan dengan kandang sapi. Sedangkan rumahnya terpaksa dijual karena terjerat rentenir dan untuk menutup utang di bank.

Gubuk yang ditinggali keluarga asal Kedungranti, Kalurahan Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul, jauh dari kesan layak. Bangunan ukuran 2X3 meter dengan penyangga dari kayu. Sedangkan dindingnya dari terpal yang berbatasan langsung dengan .

Menurut Ngadiono, dulu dia memiliki dan istrinya jualan sayur keliling.

Untuk modal usaha mereka berurusan dengan rentenir dan bank. Lantaran usahanya bangkrut mereka terpaksa menjual rumah yang dimiliki.

Sepeda motor yang dipakai untuk jualan sayur juga disita oleh bank, untuk melunasi sisa angsuran.

“Setelah semuanya habis kami merantau ke Bangka dan mencoba mengadu nasib disana dengan bekerja di perkebunan sawit,” katanya, Selasa 31 Agustus 2021.

Sekitar tiga tahun disana, keluarga ini tidak betah. Mereka akhirnya memilih kembali ke kampung halamannya. Keluarga ini awalnya tinggal dan menepati lahan garapan milik Perhutani selama empat bulan. Lantaraan tidak boleh memelihara sapi, keluarga ini akhirnya pindah.

“Kalau tanah ini milik orang tua, kalau sapi milik saudara,” katanya.

Bangunan ini hanya memiliki satu kamar dengan lantai dari tanah. Sedangkan tungku memasak berada di luar gubuk. Untuk penerangan dia menyambung dari tumah tetangganya. Sementara kebutuhan air bersih diambil dari Sungai Oya yang berjarak 30 meter.

“Saya ingin menebus rumah saya yang dulu yang dibeli adik. Sekarang kondisinya rusak karena ditinggal ke Jakarta Dukuh Kedungranti Tukiyarno mengatakan keluarga ini baru empat bulan tersebut. Pihknya sudah berupaya mencarikan tempat yang lebih aman dan layak. Salah satunya menawarkan untuk menggunakan tanah kas desa. Keluarga ini juga sudah dimasukkan ke dalam penerima program keluarga harapan (PKH).

“Dia belum mau dengan alasan tidak ada biaya dan tidak mau merepotkan warga,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here