Friday, 26 April 2024
HomePolitikWaduh! Pengamat Bilang Duet Anies-Sandi di Pilpres 2024 Sulit Terwujud

Waduh! Pengamat Bilang Duet Anies-Sandi di Pilpres 2024 Sulit Terwujud

Bogordaily.net – Kendati Pilpres 2024 masih jauh, ternyata sejumlah partai politik, mulai menggadang-gadang para jagonya untuk meju. Seperti yang mulai mendorong Anies Baswedan berduet dengan Sandiaga Uno untuk maju di Pilpres.

Kendati demikian menurut pengamat politik Adi Prayitno kalau duet Anies-Sandi akan sulit terwujud karena mereka disebut dari dua kubu yang berbeda.

“Pertama, kalau melihat kecenderungan politik saat ini, sulit terjadi duet Anies-Sandi. Dua sosok ini berada di kolam yang berbeda. Anies kolam ‘kampret', Sandi kolam ‘cebong'. Dua kutub politik yang sampai kiamat sekalipun sulit disatukan. Gerindra dan Sandi mewakili kubu pemerintah yang berseberangan dengan pendukung Anies. Semangat kubu pemerintah di Pilpres 2024 cuma satu: asal bukan Anies,” katanya kepada wartawan, Jumat 17 September 2021.

dan Gerinda levelnya berbeda

Menurut Adi, level dan Gerindra juga berbeda secara elektabilitas. Jadi tidak memiliki daya jual yang tinggi terhadap Gerindra walaupun mendukung Anies.

“Kedua, pada level kekuatan politik, posisi Anies yang diusung tak terlampau punya daya jual ke Gerindra. Secara partai lebih besar Gerindra dan secara elektabilitas Sandi juga masuk 5 besar. Tak terlampau jauh dengan Anies. Wajar jika Gerindra risi dengan upaya menjodohkan Anies-Sandi. Gerindra sepertinya menganggap Anies dan bukan levelnya lagi,” ujarnya.

Anies belum punya tiket

Pandangan yang sama juga diungkapkan pengamat politik Hendri Satrio. Dia menilai Anies belum punya tiket meski elektabilitasnya tinggi, sedangkan Sandiaga, menurutnya, harus mengantre di belakang Prabowo.

“Apakah mungkin hal ini terjadi. Masalahnya, Mas Anies belum punya tiket walaupun hasil surveinya dua besar tertinggi, sementara Mas Sandi juga belum punya tiket karena harus ngantre di belakang Pak Prabowo,” ujarnya.

Sebagai alat perkuat elektabilitas partai

Menurut Hensat, ada manuver di balik yang tiba-tiba membuka peluang Anies-Sandi. Dia menilai hal ini dijadikan sebagai alat untuk memperkuat elektabilitas partai.

“Menariknya, kenapa mendorong Anies-Sandi padahal yang didorong adalah doktor Salim sebagai capres, ini menarik menurut saya. Jadi jawabannya adalah mendorong ini untuk menjaga elektabilitasnya. Jadi dia siap-siap masuk ke 2024 dengan mencoba mendorong pasangan Anies-Sandi untuk memperkuat elektabilitas dia,” ucapnya.

Padahal, menurut Hensat, PKS memiliki kader yang berpotensi untuk maju menjadi cawapres. Dia menilai hal ini menjadi salah satu upaya PKS untuk menarik perhatian masyarakat.

“Nah, ini menarik, jadi tampaknya PKS sudah mulai bergeliat dan jangan-jangan ada perubahan strategi oleh PKS yang awalnya mendorong doktor Salim sekarang sudah mulai membuka peluang untuk mendorong calon di luar partainya, sementara di PKS sendiri punya calon-calon yang sebetulnya siap isi wapres, Zulkieflimansyah misalnya, Sohibul Iman, bahkan Ahmad Syaiku sendiri itu bisa mengganti posisi wapres,” ucapnya.

“Menurut saya, ini adalah sebuah ilusan yang bisa digunakan sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan elektabilitas PKS, tapi di satu sisi tampaknya PKS testing the water,” lanjut Hensat.(dtk)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here