Bogordaily.net – Setelah sebelumnya sempat melandai, kini kasus Covid-19 di Singapura kembali melonjak. Selasa 7 September 2021 kemarin, negara tetangga Indonesia itu melaporkan kasus harian Covid-19 tertinggi dalam setahun terakhir, yakni 328 kasus.
Seperti diketahui, Singapura merupakan salah satu negara terdepan yang ingin menerapkan hidup ‘berdamai dengan COVID-19’. Namun, hingga saat ini Singapura masih menghadapi lonjakan kasus COVID-19.
Dikutip dari Channel News Asia, Wakil Ketua Gugus Tugas Multi-kementerian COVID-19, Gan Kim Yong, mengatakan bahwa Singapura akan mencabut hampir semua pembatasan sosial apabila negaranya telah memasuki fase endemi.
Endemi COVID-19 dapat terwujud jika sebagian besar populasi telah divaksinasi dan tingkat penularan virus Corona sudah rendah. Sementara itu, cakupan vaksinasi di Singapura sudah sangat tinggi, yakni di atas 80 persen.
Pada 10 Agustus, Singapura mulai melonggarkan pembatasan. Berbagai aktivitas, dari mengadakan pertemuan sebanyak 5 orang hingga makan di tempat, diizinkan oleh pemerintah setempat.
Kebijakan pelonggaran ini disebut sebagai tahap persiapan. Sayangnya, tahapan ini hanya mampu berlangsung selama hampir sebulan, karena kasus COVID-19 di Singapura kembali melonjak.
“Pada saat itu, kita dapat terus menjaga jumlah kasus parah, penyakit terkendali, dan kapasitas perawatan kita terkendali,” kata Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung.
Pada 3 September, Ketua Gugus Tugas Multi-kementerian COVID-19, Lawrence Wong, menegaskan Singapura tidak akan memasuki tahap pelonggaran selanjutnya untuk saat ini, karena penularan virus Corona kembali tinggi.
“Kami tidak bermaksud membuat langkah pembukaan baru pada saat ini, karena ada jeda waktu antara timbulnya infeksi penyakit serius, jadi kami ingin meluangkan waktu untuk memantau situasinya,” jelas Wong.
Kendati demikian, Wong mengatakan bahwa pembatasan ketat juga tidak akan kembali dilakukan, karena tingkat vaksinasi COVID-19 di Singapura sudah tinggi.
“Faktanya, kami hanya akan kembali melakukan pengetatan sebagai upaya terakhir untuk mencegah sistem rumah sakit kami kewalahan,” ucap Wong.(dtk)