Bogordaily.net – Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) Kota Bogor menggelar Sosialisasi Hasil-Hasil Perundingan Perdagangan Internasional dengan tema ‘Pemanfaatan Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP)’ di Hotel Novotel Bogor Golf Resort, Selasa 5 Oktober 2021.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menyampaikan, RCEP adalah sesuatu yang signifikan karena fakta terbesar kedua di dunia setelah World Trade Organization (WTO) dan Indonesia termasuk didalamnya.
Sebelumnya, kata dia, pada 15 November 2020 di sela-sela KTT ASEAN di Istana Bogor, Menteri Perdagangan menandatangani pembentukan RCEP bersama 10 negara ASEAN dan 5 negara mitra dagang, yakni Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Australia dan Selandia Baru.
“5 negara bukan ASEAN ikut menandatangani RCEP, ini bukan sesuatu yang biasa dan juga menunjukkan ASEAN bisa memainkan peran yang strategis, penting dan bisa dilakukan Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN,” kata Jerry.
Dengan RCEP, produk-produk Indonesia secara umum yang jumlah sekitar 10 ribuan kata Jerry, bisa dimanfaatkan dan termanfaatkan dari segi costnya karena pos tarifnya adalah zero (nol). Hal tersebut tidak boleh di sia-siakan.
Dengan sosialisasi yang masif diharapkan dapat dipetakan apa yang cocok. Pengusaha, pedagang dan para stakeholder bisa memanfaatkan hasil-hasil dari perjanjian dagang tersebut.
Di hadapan semua yang hadir, baik secara virtual maupun langsung, Jerry menyampaikan berdasarkan data dari BPS, total nilai neraca perdagangan Indonesia per bulan Agustus 2021 surplus sebesar 19,18 miliar US dollar.
Menurut Jerry, hal tersebut sesuai amanat yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
“Ini adalah rekor sejak 10 tahun terakhir, sejak 2011. Ini semua berkat kerja keras semua pihak, di antara pemerintah daerah yang berkontribusi terhadap perkembangan ekspor ke depan lewat produk-produk di daerah. Proyeksi dan prediksinya pada Desember 2021 akan tutup tahun di neraca perdagangan yang lebih tinggi pada tahun lalu. Saya yakin kita bisa capai,” paparnya. Jerry sambil mengajak semua untuk bangga dengan produk Indonesia melalui Gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Kondisi tersebut lanjut Jerry jangan sampai membuat semua pihak lengah namun tetap waspada, jika bisa dipertahankan bahkan akan lebih bagus ditingkatkan.
Secara umum, Kemendag telah menyelesaikan 23 perjanjian dagang di seluruh dunia, termasuk RCEP. Ini membuktikan Indonesia secara posisi kuat dan memainkan peran yang penting di bilateral maupun regional.
Sekretaris Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Ari Satria dalam laporannya menyebutkan, sosialisasi telah dilakukan ke beberapa daerah di Indonesia, di antaranya Bandung, Jakarta dan Cilegon.
“Penandatangan Perjanjian RCEP disaksikan secara langsung Bapak Presiden Joko Widodo. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama dengan Disperdagin Kota Bogor, diharapkan ada masukan dan dukungan dari seluruh stakeholder serta masyarakat umum terkait implementasi RCEP yang rencananya pada awal tahun 2022,” kata Ari Satria.
Dengan adanya masukan diharapkan menambah kesiapan Indonesia sehingga dapat mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mengimplementasikannya secara penuh pada tahun 2022. Selain itu juga adanya sinergitas program antara pusat dan daerah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah dalam sambutan menyebutkan, sosialisasi ini merupakan pertemuan yang penting bagi semua agar dapat memahami RCEP.
Sekda menuturkan, usulan pembentukan RCEP sebagai satu komunitas perdagangan yang baru muncul pada tahun 2011 saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN.
“Walaupun baru dibentuk tahun 2020, ini merupakan kutub perdagangan ekonomi yang cukup besar, menjanjikan dan mungkin cukup ditakuti, karena dari fakta perdagangan terbesar ini mencakup sekitar 29,6 persen dari populasi dunia, menyumbang 30,2 persen dari produk domestik bruto dan 27,4 persen dari perdagangan dunia,” paparnya.
Dia menambahkan, RCEP ini akan menjadi prospek yang sangat menjanjikan. Namun tanpa sosialisasi, daerah tidak akan mengetahuinya, mulai dari aturan hingga dampaknya.
Sebagai suatu bangsa kata Sekda, Indonesia tidak bisa berdiri sendiri dalam bidang perdagangan, harus ikut serta dalam satu komunitas dunia.
Sementara di sisi lain dalam regional bersama anggota ASEAN lainnya, Indonesia masuk dalam satu era perdagangan regional Asia yakni AFTA.
“Jadi kami yang ada di daerah ingin mengetahuinya lebih jauh lagi. Yang pasti ada sisi positif dan negatifnya,” ungkap Syarifah.
Syarifah menyampaikan, kemungkinan Kota Bogor bisa menjadi hub atau penghubung. Sebab, saat ini Kota Bogor menjadi pilot project Smart City dan digagas menjadi Sains City,voleh para ilmuwan mengingat di Bogor terdapat IPB University dan lembaga penelitian lainnya.
Setelah pembukaan, sosialisasi dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan tiga narasumber, yaitu Direktur Perundingan ASEAN, Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Dina Kurniasari membahas Hasil RCEP dan Pemanfaatannya.
Kemudian, Ketua KADIN Kota Bogor, Almer Faiq Rusydi membahas Kesiapan pelaku usaha dan strategi dalam pemanfaatannya RCEP.
Kabid Promosi, Kemitraan dan Jasa Perdagangan Disperdagin Kota Bogor, Ayip Samsul Muarif membahas Potensi ekspor Kota Bogor dan sekitarnya serta produk-produk unggulan. Anggota Komisi VI DPR RI, Tommy Kurniawan turut memberikan sambutan.***