Monday, 29 April 2024
HomeBeritaBikin Marah Anggota Parlemen, Masa Depan Boris Johnson Suram

Bikin Marah Anggota Parlemen, Masa Depan Boris Johnson Suram

Bogordaily.net – Perdana Menteri (PM) Inggris, , menghadapi reaksi keras dari anggota parlemen dari partainya sendiri terkait pembatasan baru (COVID-19). PM Johnson tengah berjuang menghadapi penurunan dukungan dan masa depannya dipertanyakan.

Seperti dilansir AFP, Selasa 14 Desember 2021, anggota parlemen dari Partai Konservatif yang menaungi PM Johnson mengkritik aturan baru soal pemakaian masker, tes Corona, isolasi mandiri dan bukti vaksinasi, yang disebut berpotensi merusak kebebasan publik.

Steve Baker, yang merupakan anggota Tory parlemen Inggris dari Kelompok Pemulihan COVID, menuduh PM Johnson memicu ‘distopia yang menyedihkan' dengan memperkenalkan pembatasan ‘tidak proporsional' yang didasarkan pada bukti yang tidak lengkap.

Penerapan aturan-aturan baru terkait pandemi Corona itu menuai penentangan. Namun, PM Johnson meyakini langkah-langkah lebih ketat diperlukan untuk mencegah rumah-rumah sakit kewalahan dalam menghadapi ‘gelombang pasang' penularan varian baru Omicron dalam beberapa pekan dan bulan ke depan.

Pada Senin (13/12) waktu setempat, PM Johnson mengumumkan bahwa sedikitnya satu orang tewas usai terinfeksi Corona varian Omicron.

Setidaknya 60 anggota Tory parlemen Inggris — mungkin lebih — dilaporkan akan memberontak terkait pembatasan baru.

Namun, pemerintahan PM Johnson yang memegang mayoritas 80 kursi dalam parlemen diperkirakan akan menang dengan dukungan partai oposisi.

Selama sepekan terakhir, dukungan untuk PM Johnson merosot dalam berbagai jajak pendapat dan dia bahkan menghadapi seruan untuk mundur terkait laporan pelanggaran aturan Corona oleh dirinya dan para stafnya saat Natal tahun lalu.

Laporan pelanggaran aturan Corona terkait pesta Natal di Downing Street itu memunculkan tuduhan bahwa pemerintah PM Johnson menerapkan standar ganda, di saat warga diminta membatalkan acara sosial saat Corona merajalela.

Serentetan skandal dan tuduhan yang menyelimuti PM Johnson membuat sejumlah pengamat memprediksi adanya voting internal Partai Konservatif untuk mosi tidak percaya terhadap kepemimpinannya.***

 

Sumber: detikcom

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here