Friday, 22 November 2024
HomeEkonomiDirektur Utama Bulog Ungkap Indonesia Sudah 3 Tahun Tidak Impor Beras

Direktur Utama Bulog Ungkap Indonesia Sudah 3 Tahun Tidak Impor Beras

Bogordaily.net – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, Indonesia sudah tidak mengimpor beras dalam 3 tahun terakhir. Kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP), mampu dipenuhi oleh cadangan produksi petani dalam negeri.

“Dalam 3 tahun terakhir, CBP tidak pernah impor. Apa yang disampaikan Bapak Presiden bahwa Indonesia sampai saat ini tidak melakukan impor selama tiga tahun terakhir, perlu saya sampaikan bahwa memang Bulog untuk CBP tidak impor,” kata Budi Waseso seperti dikutip dari Antara, Rabu 29 Desember 2021.

Menurut pria yang biasa dipanggil Buwas ini, sepanjang 2021 Bulog mampu menyerap sebanyak 1,2 juta ton beras di tingkat petani. Hal itu sebagai upaya mengamankan harga beras agar tidak jatuh.

“Penyerapan beras dalam negeri ini sangat membantu petani Indonesia yang kesulitan menjual beras mereka selama pandemi Covid-19 dan juga mempertahankan prestasi pemerintah untuk tidak impor beras selama tiga tahun terakhir,” tutur Buwas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), prakiraan produksi beras nasional pada triwulan I 2022 adalah sebesar 11,61 juta ton. Bulog siap menyerap kembali produksi tersebut untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait kecukupan stok beras dalam negeri.

“Selain untuk memupuk stok sebagai cadangan beras pemerintah, kegiatan penyerapan gabah atau beras petani dalam negeri ini juga menggerakkan perekonomian di tingkat petani,” ujar jenderal purnawiran Polri dengan tiga bintang itu.

Bulog juga menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen, dengan melaksanakan operasi pasar KPSH (ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga).

Hingga saat ini, Bulog telah menyalurkan beras KPSH hampir 700.009 ton dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Bulog juga telah menyalurkan program bantuan beras PPKM (BB-PPKM) yang diberikan kepada 28,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.***

Sumber: Kompas.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here