Bogordaily.net – Jangan remehkan kekuatan ibu-ibu di Kampung Batik Giriloyo. Dari tangan terampil mereka, lahir kain batik yang penjualannya nyaris Rp 1 miliar dalam setahun.
Kampung Batik Giriloyo merupakan salah satu kampung batik tertua di Yogyakarta. Kampung yang terletak di Imogiri ini sudah memproduksi batik sejak abad ke-17, ketika Kerajaan Mataram Islam berkuasa.
Sejak berabad-abad lalu, para perempuan di Giriloyo aktif membatik. Awalnya, mereka hanya mengerjakan kain batik milik para bangsawan kerajaan. Akan tetapi mulai tahun 2006 setelah Gempa Yogya, mereka mulai menghasilkan batik untuk tujuan komersial.
“Kami menjadi korban gempa kemudian dilihat oleh LSM, potensi apa yang ada di sini. Yang kita punya adalah batik. Lalu kami dibantu untuk bahan pembuatan batik, peralatan, permodalan dan diajari berorganisasi,” kata salah satu perajin batik, Diah.
Diah mengatakan, pada awalnya terdapat sekitar 1.000 orang pembatik di Kampung Batik Giriloyo. Mereka semua adalah ibu rumah tangga.
Para pembatik ini tersebar ke dalam 12 kelompok kecil yang tersebar di tiga dusun. Baru kemudian pada tahun 2008, kelompok-kelompok tersebut bergabung dalam satu paguyuban.
“Dengan adanya paguyuban ini, kami mulai berpikir bagaimana batik ini bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat. Kami juga tidak hanya menjual batiknya tapi kami menjual edukasinya. Kami memberikan pelajaran batik kepada semua wisatawan, mulai dari anak TK sampai karyawan perusahaan, masyarakat umum, dan pejabat juga,” tuturnya.
Sementara itu perajin dan juga bendahara paguyuban, Wasihatun menceritakan betapa kuatnya peran ibu-ibu pembatik di Kampung Batik Giriloyo. Di sana, tak hanya peran suami yang mencari nafkah tetapi para ibu rumah tangga juga produktif dan aktif menopang kebutuhan keluarga.
“Dengan adanya paguyuban alhamdullilah banyak lakunya (kain batik). Penjualan sebelum COVID-19 tahun 2019, omzet cuma dari penjualan batik di galeri kita hampir mencapai Rp 1 M kurang sedikit. Itu belum dari yang belajar membatik, kalau digabungkan bisa lebih,” katanya.
Kain-kain batik yang diproduksi di sini dapat dibilang berkualitas premium. Ibu-ibu di Kampung Batik Giriloyo memproduksi batik tulis dengan pola klasik Mataraman. Kemudian kain yang digunakan adalah katun dan sutra.
Untuk harga batik dengan kain katun ukuran 2,5 meter dibanderol mulai Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta-an. Sedangkan kain batik sutra harganya bisa mencapai Rp 3 juta untuk ukuran yang sama.***
Sumber: Detik.com