Saturday, 20 April 2024
HomeBeritaHubungan Amerika Serikat dan Rusia Kembali Memanas, Ini Penyebabnya

Hubungan Amerika Serikat dan Rusia Kembali Memanas, Ini Penyebabnya

Bogordaily.net – Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Rusia kembali memanas. Hal itu dipicu upaya negara yang dulu bernama Uni Soviet yang akan menyerang . Bahkan kalau tersebut benar-benar terjadi AS bersumpah akan mengerahkan angkatan bersenjatanya ke kawasan itu.

Dugaan adanya Rusia dalam skala besar itu sebelumnya diungkap pemerintah . Rusia disinyalir akan melakukan serangan melalui perbatasan Belarus.

Tahun 2014 lalu, Rusia mencaplok Crimea dari dan sejak saat itu mendorong separatis pro-Moskow yang terlibat konflik di Ukraina bagian timur. Konflik itu dilaporkan telah menewaskan lebih dari 13 ribu orang sejauh ini.

Rusia telah mengerahkan 100.000 tentaranya dalam beberapa pekan terakhir ke perbatasan dengan Ukraina. Kepala intelijen militer Ukraina memperkirakan Rusia tengah mempersiapkan serangan pada akhir Januari atau awal Februari mendatang. itu diperkirakan akan menimbulkan kerugian politik, ekonomi dan korban jiwa.

“Waktu yang paling mungkin untuk mencapai kesiapan eskalasi adalah akhir Januari (tahun depan),” cetus Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov dalam pernyataannya.

Rencana Rusia ke Ukraina itu juga disampaikan seorang pejabat pemerintahan AS ke The Washington Post. Pejabat itu menyebut Rusia tengah mengatur serangan multi-front ke Ukraina yang melibatkan ratusan ribu tentara sesegera mungkin pada tahun depan.

“(Rencana Moskow) Melibatkan pergerakan ekstensif 100 batalion kelompok taktis dengan perkiraan 175.000 personel, beserta dengan armor, artileri dan perlengkapan,” kata pejabat yang enggan disebutkan namanya itu, dilansir dari AFP, Sabtu 4 Desember 2021.

Menurut laporan The Washington Post, pasukan militer Rusia kini berkumpul di empat titik berbeda, dengan 50 kelompok taktis medan tempur dikerahkan sebagai tambahan untuk pengerahan tank dan artileri. Laporan The Washington Post itu didasarkan pada dokumen intelijen AS yang sudah tidak dirahasiakan.

Dengan mengutip sejumlah sumber, The Washington Post menyebut pergerakan dari dan ke perbatasan dimaksudkan membuat gerakan taktis menjadi samar dan memicu ketidakpastian situasi.

Menanggapi sinyalir Rusia itu, Presiden AS Joe Biden pun janji akan memberikan dukungan kepada Ukraina. Sama seperti dukungan AS ketika Ukraina mengalami kelaparan massal tahun 1930-an yang menewaskan jutaan orang dalam peristiwa “Holodomor.”

Biden menyatakan dirinya akan membuatnya ‘sangat, sangat sulit' bagi Rusia untuk melancarkan apapun terhadap Ukraina. Biden menyatakan dirinya tengah mempersiapkan kebijakan baru untuk menghentikan rencana Rusia menginvasi Ukraina.

Biden dan Presiden Vladimir Putin akan melakukan panggilan video untuk membahas ketegangan yang meningkat ini. Berbicara kepada wartawan di Washington DC, Biden menyatakan dirinya tengah menyusun ‘serangkaian inisiatif yang paling komprehensif dan bermakna untuk membuatnya sangat, sangat sulit bagi Tuan Putin untuk terus maju dan melakukan apa yang dikhawatirkan orang-orang akan dia lakukan'.

Sumber : Detik.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here