Saturday, 27 April 2024
HomeKabupaten BogorJalan di Bogor Barat Sering Macet, Kang AW Tuding Buruknya Tata Ruang

Jalan di Bogor Barat Sering Macet, Kang AW Tuding Buruknya Tata Ruang

Bogordaily.net menyoroti kemacetan jalan raya di (Bobar) mulai dari Dramaga sampai Cibungbulang. mengatakan ada dua hal yang perlu dikaji untuk mengatasi kemacetan di wilayah .

“Pertama, buruknya tata ruang, kedua amburadulnya implementasi pembangunan wilayah,” ungkap kang AW sapaan akrab pada, Rabu 15 Desember 2021.

Ketua Fraksi Partai Demokrat itu mengatakan, perencanaan tata ruang yang mencakup segala aspek pembangunan itu kan disusun dalam rentang periode waktunya di atas 20 tahun. Jadi, rencana tata ruang itu bukan kepentingan sesaat. Harus dalam pertimbangan untuk kepentingan jangka panjang dan komprehensif.

“Mengapa? Karena rencana tata ruang itu mencakup nyaris semua urusan, mulai dari menentukan peruntukan dan pembangunan infrastruktur, seperti: jalan, listrik, air minum, persampahan, air limbah, listrik, telepon, perumahan, perdagangan, dan semua aspek fisik pendukung lainnya,” katanya.

Proses pembangunannya pun, kata Kang AW, harus dilakukan secara proporsional dimana faktor pembangunan yang satu dengan yang lain itu akan saling memberikan pengaruh dan dampaknya juga.

“Misal, terkait dengan masalah kemacetan, coba kita kalkulasikan dalam kurun 10 tahun ini saja, selain jalan lingkar Dramaga dan Galuga, ruas jalan mana lagi yang telah dibangunkan ketika perubahan status lahan basah menjadi lahan kering serta pemberian izin lokasi untuk membangun perumahan amat dimudahkan dan diberikan kepada para pengembang di wilayah Dramaga, Ciampea, Tenjolaya hingga ke Cibungbulang? Hitung saja rasio panjang ruas jalan yang telah dibangun dengan puluhan ribuan unit rumah yang dibangun pada daerah pemukiman baru di sekitar itu, seimbang gak? Pasti gak seimbang, makanya pada setiap pertigaan yang menuju ke arah jalan arteri nasional itu selalu menjadi penyebab utama kemacetan. Nah, bagi sebagian kalangan yang paham, fenomena kemacetan itu merupakan salah satu indikasi dari buruknya manajemen tata ruang,” katanya.

Terkait dengan amburadulnya implementasi pembangunan kawasan, Kang AW menilai, persoalan kemacetan yang kerap terjadi mulai dari Dramaga hingga ke Cibungbulang itu bisa menjadi fenomena gunung es dari persoalan besar yang sesungguhnya sedang terjadi.

“Pertama, potensi pelanggaran atas tata ruang, kedua, potensi berkurangnya lahan pertanian berkelanjutannya, ketiga, tidak sinkronnya pembangunan sistem dalam tata ruang; hingga pada potensi munculnya persoalan sampah di kemudian hari,”

“Terus terang saja, jika implmentasi pembangunan wilayah di Bogor bagian barat ini hanya dilakukan secara sektoral yakni membangun kawasan perumahan saja tapi tak dibarengi dengan pembangunan sarana infrastruktur lainnya secara proporsional seperti misalnya membangun ruas jalan baru, maka saya khawatir jalan arteri nasional di wilayah barat ini akan terus mengalami over-capacity hingga akhirnya stuck,”katanya.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan, melihat kondisi yang sudah terjadi saat ini, pelebaran jalan nasional saja pun sepertinya tidak cukup.

“Jika, di Bogor Timur selalu digembar-gemborkan pembangunan jalan Puncak 2, menurut hemat saya, membangun ruas jalan baru di wilayah pun tak kalah pentingnya, malah bisa jadi jauh lebih penting,” katanya.

Selain masalah jalan arteri, kata Kang AW, yang ruas jalan dari Pasar lama Ciampea hingga Warung Borong saja memerlukan perbaikan segera.

“Belum lagi kita bicara soal Pasar LeuwiLiang, yang menurut hemat saya pun sudah semestinya untuk dilakukan revitalisasi. Kompleks kalau kita bicara soal penataan ruang hingga akhirnya kita pun memang harus amat jeli agar pembangunannya pun bisa berjalan dengan baik dan proporsional,”pungkasnya. (Ruslan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here