Bogordaily.net – Kementerian Koperasi dan UKM mendorong merek atau jenema lokal bisa go digital dan go global sebagai salah satu upaya membangkitkan perekonomian masyarakat Bali.
Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Destry Anna Sari dalam keterangannya mengatakan, kerja sama dan kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan berbagai pihak dapat membangkitkan kembali usaha UMKM terdampak Covid-19 yang pada akhirnya mampu menggeliatkan UMKM dalam berkontribusi pada perekonomian nasional dan mengangkat produk UMKM di level internasional.
“KemenKopUKM mendorong agar wirausaha tidak cukup hanya masuk pasar digital, namun menguasai pasar digital sehingga dapat menikmati nilai tambahnya,” kata Destry, Kamis 9 Desember 2021.
Hal ini sejalan dengan berbagai survei yang mencatat produk yang bertahan atau tumbuh adalah yang marketnya luas atau melalui pasar digital.
Menurut dia, selama pandemi sangat sulit mengajak pelaku UMKM masuk ke dalam dunia digital tercatat di awal tahun 2020 baru 8 juta on boarding.
Di awal pandemi melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia sejak Mei 2020 hingga September 2021 tercatat lonjakan nyata menjadi 16,4 juta.
“Salah satu upaya untuk menjadikan produk local be digital adalah memiliki brand atau jenama yang kuat melekat,” katanya.
Ia menambahkan, Deputi Bidang Kewirausahaan melalui Asdep Konsultasi Bisnis dan Pendampingan melakukan Bimbingan Teknis Jenama Bagi Kewirausahaan Digital yang diselenggarakan pada beberapa waktu lalu di Anvaya Bali yang diikuti oleh 40 peserta Bidang Kuliner/F&B sebanyak 19 jenama, Bidang Fashion sebanyak 4 jenama, Bidang Kerajinan/Kriya sebanyak 15 jenama, dan Bidang Jasa sebanyak 2 jenama.
Destry Anna Sari menegaskan bahwa, wirausaha lokal yang menguasai selera pasar lokal harus memiliki jenama yang kuat dengan memanfaatkan digitalisasi sehingga mampu menguasai pasar digital dan menggerakkan perekenomian Bali.
Affi Khresna, Direktur Komunikasi Publik – ICCN menjelaskan bahwa brand tidak sekadar logo yang seperti diketahui, namun banyak hal yang ada di dalam brand yang membuat produk itu dikenal, digunakan dan memiliki value bagi konsumen.
“Penting bagi wirausaha untuk mengetahui lebih dalam soal brand, karena fungsinya sebagai Pengingat, Pembeda, Trust, serta untuk mendukung penjualan. Wirausaha harus memiliki timeline untuk menganalisa masalah, menemukan objective, menyusun strategi, Menyusun aksi dari strategi, serta channel untuk mempromosikan dan mengenalkan produk/jasa yang dimiliki,” kata Affi.
Hal senada juga disampaikan Pikukuh Pambudiharjo Tutuko – Panenmaya Academy bahwa wirausaha harus bisa memetakan segmentasi pasar, karena saat ini generasi Zelenial sudah menjadi targeted market.
Data yang ada juga menyebutkan bahwa wirausaha harus masuk ke beberapa platform karena audience dari platform–platform media sosial tersebut sudah berubah, yang awalnya sebagai penikmat menjadi platform pengenalan produk. Wirausaha sekarang harus berbasis teknologi karena saat ini disruption digital sudah terjadi.
“Kita tidak bisa menjadi superhero seorang diri, sekarang jamannya wirausaha harus berkolaborasi,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali Drh. I Wayan Mardiana, M.M. dalam sambutannya menyampaikan bahwa, pemerintah Bali terus mendukung perbaikan dan pertumbuhan wirausaha untuk masuk kedalam digital agar mampu melalui dampak pandemi.
“Salah satunya melalui PLUT KUMKM yang dapat dimanfaatkan untuk membangun jejaring dan sharing wirausaha untuk membangun ekosistem demi Bali agar bangkit dari pandemi,” katanya.
Joni Suparsa, Pendamping PLUT KUMKM Provinsi Bali menyebut PLUT KUMKM Provinsi bali merupakan Rumahnya UMKM, tempat sharing wirausaha, fasilitator, dan pendamping bagi wirausaha.
Untuk membangun brand/jenama harus berorientasi pada segmen konsumen, memiliki keunikan, bagaimana penyampaian logo, maskot dan slogan, media promosi yang digunakan, serta menjaga konsistensi kuantitas dan kualitas produk.***