Bogordaily.net – Kementerian Koperasi dan UKM melakukan langkah strategis dengan menghimpun komunitas-komunitas UMKM di Kabupaten Lebak, Banten.
“Tujuannya, dapat memberikan wadah aspirasi bagi para pelaku usaha yang tergabung dalam komunitas untuk memberikan masukan, informasi, serta kendala yang dihadapi dalam menjalankan usahanya,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim, saat membuka Forum Komunikasi Komunitas Pelaku UMKM, di Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (11/12).
Di depan puluhan masyarakat dari berbagai komunitas di Lebak, seperti komunitas kerajinan, kuliner dan lain-lain, SesKemenKopUKM berharap, dengan adanya forum ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi komunitas pelaku koperasi dan UMKM dalam meningkatkan kapasitas SDM UMKM.
“Sehingga, dapat meningkatkan
produktivitas dan daya saing produk unggulan daerah yang berbasis kearifan lokal, serta dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan di Kabupaten Lebak,” kata Arif.
Tak hanya itu, Arif juga berharap, dengan adanya kegiatan ini dapat membangkitkan kembali UMKM terdampak Covid-19, sekaligus menjadi bagian dari strategi bersama untuk mempercepat transformasi UMKM dan koperasi ke dalam sektor formal. “Termasuk ke dalam rantai nilai dan masuk ke dalam ekosistem digital,” tandas SesKemenKopUKM.
Berdasarkan data dari World Bank 2021, 80% UMKM yang sudah terhubung ke dalam ekosistem digital, memiliki daya tahan lebih baik di masa pandemi. Sebagian besar UMKM selamat karena menjalankan usahanya dengan memanfaatkan teknologi digital, bahkan ada yang tumbuh dan berkembang.
“Saat ini, UMKM yang telah terhubung ke dalam ekosistem digital mencapai 16,4 juta, naik 105% dibandingkan saat sebelum pandemi. Ditargetkan pada 2024, UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital mencapai 30 juta,” jelas Arif.
Untuk mencapai hal tersebut, lanjut Arif, diperlukan langkah strategis dalam membantu UMKM bertahan dan bangkit pasca pandemi ini. “Kami fokus dalam hal pengembangan koperasi dan UMKM melalui digitalisasi. Hal ini sangat penting. Ssalah satu langkahnya adalah melakukan pergeseran metode penjualan dari offline menjadi online,” papar Arif.
Untuk memastikan UMKM on boarding berdaya saing, KemenkopUKM
mengimplementasikannya ke dalam beberapa tahap. Yaitu, melalui peningkatan kapasitas SDM, perbaikan proses bisnis, perluasan akses pasar, dan menciptakan local heroes UMKM.
Di tempat yang sama, Kepala Biro Komunikasi dan Tekhnologi Informasi KemenKopUKM Budi Mustopo menambahkan, melalui ajang ini diharapkan pemerintah daerah dan pelaku UMKM dapat bersinergi.
“Sehingga, dapat memberikan masukan dan pembinaan yang lebih baik lagi bagi kemajuan UMKM. Saya juga berharap kendala yang selama ini dialami pelaku UMKM dapat dikemukakan dalam forum ini,” ungkap Budi.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UKM Hj Yudawati mengaku bangga karena di Lebak ada pelaku UMKM yang sudah mendunia. Yaitu, kerajinan bambu, seperti gelas, tasbih, tas, gitar dan lain-lain.
“Adalah Kyai Muhamad Nasir Ali Muhidin dari UKM Bejod Magic Bamboo. Ia membuat tasbih dari bambu yang diekspor ke Selandia Baru, gitar diekspor ke Washington, tas bambu ke Jerman, serta gelas ke Singapura dan Beijing,” pungkas Yudawati.