Wednesday, 21 May 2025
HomeTravellingMercusuar Cikoneng dan Titik 0 KM, Serpihan Sejarah di Pantai Wisata Anyer

Mercusuar Cikoneng dan Titik 0 KM, Serpihan Sejarah di Pantai Wisata Anyer

Bogordaily.net – Wisata Anyer bukan melulu pantai, ada sepenggal sejarah tertoreh di sana. Setelah melewati Pasar Anyer, sebelum sampai ke barisan hotel-hotel tepi pantai pasti melewati tempat ini.

Dari jauh, mercusuar setinggi 60 meter ini sudah terlihat. Tapi sayang sekali kalau hanya dilewati. Mampir dulu ke sini, letaknya persis di pinggir jalan koq.

Ada 3 tempat yang wajib disambangi. Letak ketiganya sangat berdekatan, hanya sepelemparan tombak jauhnya.

Yang pertama . Di atas monumen inilah dulu yang pertama berdiri.

Mercusuar cikoneng
di Anyer. (Istimewa/Bogordaily.net)

Didirikan tahun 1806 dengan material batu bata, mercusuar ini hancur terdampak gempa Gunung Krakatau tahun 1883.

Tempat ini juga dijadikan penanda 0 kilometer jalan Anyer Panarukan yang dibangun semasa Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels berkuasa, tahun 1807 – 1810.

Monumen ini dibangun oleh Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan dan diresmikan tahun 2014.

Monumen pasangannya dibangun di ujung timur pulau Jawa, di Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan, Situbondo.

Tidak jauh dari situ, ada situs sejarah yang kedua. Serpihan puing puing yang berserakan sejak lama di tepi pantai, diangkat dan didirikan tidak jauh dari Titik 0 KM. Peresmiannya pada bulan Januari 2017.

Yang terakhir dan tertinggi yaitu . Pengganti mercusuar lama yang hancur itu, dibangun tahun 1885 dengan material lempengan baja tebal yang disambung sambung.

Bingung bagaimana cara mengelasnya? Pak Agus Prisuhartono, penjaga suar yang sedang bertugaspun tidak tahu jawabnya.

Lebih asyik bertanya tentang suka duka pak Agus menjaga mercusuar yang harus tetap menyala sepanjang malam. Menjadi penjaga suar sejak 2011, Agus terus berpindah pindah setiap 6 bulan.

“Ada 27 suar di regional Jakarta yang meliputi Bangka Belitung, Lampung dan Bengkulu,” tutur Agus.

Ada beberapa suar yang letaknya di pulau terpencil yang tak berpenghuni. Jadi selama 6 bulan hanya bertemu sesama penjaga suar yang jumlahnya 4 orang.

Mercusuar cikoneng

Tidak ada sinyal internet, sinyal telepon ada tapi hilang timbul. Untuk mendapatkannya harus naik dulu sampai atas.

“Bahan makanan disiapkan sedari awal. Kalau mau makanan segar, kita mancing. Atau minta tolong pada nelayan yang melintas,” lanjut Agus.

Seru kan ceritanya? Jadi jangan lupa mampir ya, kalau ke . Ada serpihan sejarah di sana. (Johnny Pinot)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here