Bogordaily.net – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor bersama Perumda Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor, melaunching program ‘Pasar Bebas Plastik’ Kota Bogor yang digelar Pasar Kebon Kembang, Blok F lantai 1, Jalan Dewi Sartika, RT04/RW06, Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Senin 13 Desember 2021. Program tersebut diharapkan dapat menekan sampah plastik hingga 10 persen.
Dalam kesempatan itu hadir Wali Kota Bogor Bima Arya, Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya Muzakkir, Dirum Perumda Pasar Pakuan Jaya Jenal Abidin, Direktur Operasional (Dirops) Perumda PPJ, Deni Ari Wibowo, Kepala DLH Kota Bogor, Deni Wismanto, Program Manager di Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Adithiyasanti Sofia dan Forkopimda.
Wali Kota Bogor Bima Arya menyampaikan, kebijakan Kota Bogor tanpa kantong plastik diperluas, bukan saja di toko modern atau minimarket tetapi juga di pasar-pasar tradisional.
“Kita mulai pertama tahapnya di pasar Kebon Kembang Blok F, kemudian pasar basah nya perlu proses, tapi ini sudah siap sudah sosialisasi toko-toko. Saya juga di contohkan belanja tidak ada masalah, perwali ini kan kita akan revisi, agar bukan toko modern tapi masuk ke pasar-pasar,” kata Wali Kota Bogor Bima Arya kepada wartawan.
Bima menyampaikan, persentase sampah plastik perhari itu berkurang nya 10 persen. Ini cukup segnifikan, kalau perhari 2,5 ton memalui program ini sampah plastik dapat ditekan hingga 10 persen.
“Penyumbang paling besar plastik itu ya dari pasar,” ujarnya.
Bima juga mengingatkan kepada produsen agar mendukung kebijakan Nasional terkait penggunaan kantung plastik. Nantinya akan di komunikasi kan kalau ngirim ke Kota Bogor tidak usah pakai kantung plastik.
“Ini perlu koordinasi dengan kebijakan pusat supaya sinergis,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Program Manager di Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Adithiyasanti Sofia menambahkan, kegiatan plastik ini awalnya plastik berbayar di tahun 2016. Saat ini ada 60 Kota dan Kabupaten yang sudah punya program pengurangan sampah kantong plastik.
“Bogor ini yang punya peraturan nomer tiga di Indonesia. Untuk pasar sendiri ada beberapa Kota, ada di Jakarta, Bandung, Bogor, Banjarmasin, Bali dan Surabaya. Jadi ada beberapa Kota yang sedang kita uji coba pasar bebas plastik,” jelasnya.
Kemudian kebijakan perwalinya akan direvisi. Pihak nya akan bantu untuk pendampingan dan sosialisasi program di Bogor karena sudah berjalan satu tahun.
“Jadi Bogor itu Kota pertama di Jawa yang punya peraturan ini, memang pada kenyataan tantangannya adalah konsistensi nya, jadi sebenernya program ini untuk meningkatkan lagi peraturan sebelumnya di ritel modern atau di pasar tradisional. Jadi supaya ditingkatkan lagi biar engga kendor lagi,” bebernya.
Adithiyasanti Sofia menuturkan, sekitar sebulan sampai 13 persen sampah plastik di keseluruhan sampah di Kota Bogor, jadi harapannya walaupun kecil tapi ini beban Pemerintah untuk mengelola sampahnya sendiri.
Terpisah, Manager K3 Perumda Pasar Pakuan Jaya Ir. Dedi Soeharto mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan diet kantung plastik di pasar rakyat yang didukung penuh oleh GIDKP dan DLH Kota Bogor.
“Karena merupakan budaya yang baik bagi kita semua dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan tempat kita dan anak cucu kita tinggal,” katanya.
Meski demikian, mengganti kantung belanjaan yang selama ini memberikan kontribusi yang besar bagi penumpukan sampah plastik di lingkungan adalah langkah yang baik dan perlu dilakukan.
“Semoga para pedagang dan pembeli memiliki kesadaran dan kemauan bersama untuk mensukseskan kegiatan ini,” tandasnya.*