Saturday, 7 December 2024
HomeBeritaDilanda Gelombang Varian Omicron, Korea Selatan Catat Rekor Baru COVID-19

Dilanda Gelombang Varian Omicron, Korea Selatan Catat Rekor Baru COVID-19

Bogordaily.net – Korea Selatan kembali mencatatkan rekor terbaru kasus COVID-19 di tengah gelombang varian omicron pada Jumat, 28 Januari 2022. Angka kasus harian COVID-19 di Korea Selatan meningkat pesat karena penyebaran varian omicron sangat cepat.

Kantor Berita Yonhap melansir, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) melaporkan 16.069 kasus baru COVID-19, termasuk 15.849 kasus lokal. Total kasus COVID-19 di Korea Selatan pecah rekor saat ini mencapai 793.582 kasus.

Angka kasus harian COVID-19 di Korea Selatan meningkat lebih dari empat kali lipat sejak 17 Januari 2022, ketika jumlah kasus harian COVID-19 awalnya berada di sekitar 3.800 kasus.

Korban meninggal akibat COVID-19 di Korea Selatan mencapai 6.678 korban jiwa, naik sebesar 24 korban jiwa dari Kamis, 27 Januari. Tingkat kematian COVID-19 di Korea Selatan kini mencapai 0,84 persen.

Namun, jumlah pasien COVID-19 yang kritis di Korea Selatan kini menurun menjadi 316 orang, turun 34 orang dari hari sebelumnya.

Badan Kesehatan Publik Korea Selatan memprediksi infeksi COVID-19 dapat melonjak hingga 100.000 kasus per hari dalam beberapa minggu ke depan.

Tempat tes COVID-19 yang didirikan di pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit besar akan mengadopsi tes rapid antigen mandiri dan tes polymerase chain reaction (PCR).

Masyarakat Korea Selatan dapat memilih tes COVID-19 yang ingin diambil, tetapi orang yang berusia di atas 60 tahun atau masuk dalam kelompok berisiko tinggi akan diprioritaskan untuk tes PCR.

Mulai Kamis pekan depan, rumah sakit dan klinik setempat di Korea Selatan juga akan memberikan alat tes mandiri, meresepkan obat seperti pil Paxlovid, dan menangani pasien yang menjalani pengobatan di rumah.

“Kami pada akhirnya akan mengubah sistem medis untuk merespons COVID-19 ke dalam sistem medis sehari-hari daripada sistem medis khusus yang terpisah,” jelas Menteri Kesehatan Korea Selatan Kwon Deok-cheol.

“Ini adalah transisi yang tak terhindarkan untuk mengurangi kasus parah dan kematian, dengan berfokus pada diagnosis cepat dan pengobatan untuk kelompok berisiko tinggi dengan sumber daya terbatas yang tersedia,” lanjut Kwon Deok-cheol.

Pemerintah Korea Selatan sedang dalam pembicaraan dengan komunitas medis untuk mendorong sebanyak 1.000 klinik lokal untuk berpartisipasi dalam tes dan pengobatan COVID-19.***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here