Bogordaily.net– Payudara yang besar dan menonjol tidak hanya dimiliki oleh wanita saja, kondisi ini juga dapat dialami oleh pria.
Kondisi yang dikenal dengan nama Ginekomastia ini menyebabkan jaringan pada dada pria membengkak dan tampak serupa payudara wanita.
Ginekomastia sendiri dapat terjadi karena hilangnya keseimbangan dari kedua hormon pada diri seseorang. Dilansir dari WebMD ketika seorang pria memiliki hormon estrogen yang lebih tinggi daripada hormon testosteron maka berisiko mengalami ginekomastia.
Secara nama sendiri, Ginekomastia merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu gyvec yang berarti perempuan dan mastos yang berarti payudara. Secara nama, penyakit ini dapat diartikan sebagai payudara seperti perempuan.
Salah satu hal yang dapat menyebabkan Ginekomastia adalah ketika anak laki-laki tengah puber atau ketika orang tua kurang memproduksi testosteron pada tubuhnya. Hal inilah yang membuat keseimbangan hormon berubah.
Ketika kondisi ini terjadi, terutama ketika estrogen meningkat, saraf dada pria akan membengkak. Hal ini dialami oleh hampir separuh remaja laki-laki serta dua per tiga dari pria yang telah melewati usia 50 tahun.
Ketika mengalami penyakit ini, seseorang akan mengalami nyeri pada dada dan lama kelamaan ukuran payudara akan membesar. Kelainan ini biasanya hanya mempengaruhi satu bagian payudara namun juga dapat terjadi pada kedua bagiannya.
Sebagai penyakit, ginekomastia tidak memiliki dampak yang sangat serius karena dapat membaik dengan sendirinya. Namun butuh waktu cukup lama untuk pengobatan serta masalah penampilan yang juga dapat berujung pada masalah psikologis.
Selain karena masalah puber dan usia, ginekomastia dapat terjadi karena beberapa hal seperti masalah tiroid, cedera di testis, kanker jenis tertentu, obesitas, gagal ginjal, penyakit hati serta karena efek dari pengobatan tertentu. Pada balita hal ini juga dapat terjadi karena hormon milik ibu yang masih melekat di tubuh mereka.
Pengobatan dari ginekomastia ini bisa dilakukan oleh endrokinologis yang berhubungan langsung dengan masalah hormon. Jika penyakit ini terjadi karena puber, maka biasanya akan membaik sendiri setelah enam bulan hingga tiga tahun.***Â