Bogordaily.net– Sebuah penelitian baru menyatakan senyawa ganja menunjukkan kemampuannya untuk mencegah virus yang menyebabkan Covid-19 memasuki sel manusia.
Para peneliti di Oregon State University, Amerika Serikat (AS) menyampaikan, mereka menemukan sepasang asam cannabinoid – disebut asam cannabigerolic atau CBGA dan asam cannabidiolic atau CBDA – dapat mengikat mahkota protein (ujung lancip) pada SARS-CoV-2, menghalangi langkah penting dalam proses yang digunakan virus untuk menginfeksi manusia.
Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Natural Products, dikutip dari Al Jazeera.
Para ilmuwan masih terus berusaha menemukan berbagai alternatif pengobatan lainnya untuk Covid-19, yang kini sedang mengalami lonjakan di berbagai tempat di dunia setelah munculnya varian Omicron.
Omicron telah mengambil alih Delta sebagai varian dominan dan disebut sangat menular.
Ganja diketahui memiliki sejumlah manfaat di bidang kesehatan. Namun sejumlah negara, termasuk Indonesia, menetapkan ganja sebagai tanaman ilegal untuk dikonsumsi secara bebas.
Namun tahun lalu, Komisi Obat dan Narkotika (CND) PBB memindahkan ganja dari Golongan VI ke Golongan I. Artinya, ganja dihapus dari daftar yang mengkategorikannya sebagai obat paling berbahaya, menjadi tanaman yang memiliki nilai untuk bahan pengobatan.
CND menyetujui rekomendasi WHO menghapus ganja dan getah atau resin ganja dari klasifikasi Daftar IV di bawah Konvensi Tunggal Obat-Obatan Narkotik 1961, di mana ganja dan turunannya dimasukkan dalam satu kategori dengan heroin dan candu atau opium.
Zat yang diklasifikasikan sebagai Daftar IV adalah bagian dari obat Daftar I. Artinya bahan ini tidak hanya dianggap ‘sangat adiktif dan sangat rentan disalahgunakan’ tapi juga dilabeli ‘sangat berbahaya dan nilai medis atau penyembuhannya sangat terbatas’.