Tuesday, 8 April 2025
HomeNasionalJangan Baperan: Tifatul Sembiring Bela Edy Mulyadi, Tak ada SARA yang Dilontarkan

Jangan Baperan: Tifatul Sembiring Bela Edy Mulyadi, Tak ada SARA yang Dilontarkan

Bogordaily.net – Pernyataan soal Kalimantan viral di media sosial. Dalam video yang viral itu berisi SARA, Edy mengungkit soal Kalimantan Timur yang akan menjadi Ibu Kota Negara (IKN) baru.

Pernyataan dianggap menghina Kalimantan Timur dan memunculkan tanda pagar #WargaKalimantanBukanMonyet di Twitter. Tagar itu viral bersamaan dengan tagar #TangkapEdyMulyadi.

Pasukan Merah Dayak meminta mantan caleg PKS itu untuk datang ke Kalimantan dan meminta maaf langsung kepada rakyat Kalimantan, dan juga akan memberikan Edy hukuman adat.

Selain itu, kelompok elite ini juga eminta kepada pihak kepolisian untuk menindaklanjuti kasus atas pernyataannya yang menyebut Kalimantan sebagai tempatnya jin buang anak.

Suku dayak, menantang untuk datang ke Kalimantan Timur.

Berbeda dengan sikap suku Dayak di Kalimantan, serta kebanyakan publik yang menyoroti negatif dan tersinggung atas pernyataan .

Politisi PKS, tampak membela wartawan senior yang belakangan ini menuai sorotan publik usai pernyataannya soal tempat jin buang anak dinilai menghina warga Kalimantan.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mengatakan bahwa kejadian ini sebetulnya tak perlu dibesar-besarkan. Menurut Tifatul, Edy tidak melakukan penghinaan apapun.

“Nggak ada kalimat menghina. Yang menghina yang mana? Nggak ada delik hukumnya juga. SARA juga enggak ada,” ujar Tifatul di sela-sela Pelantikan Dewan Pakar DPP PKS di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin, 24 Januari 2022, dilansir dari Jawa Pos.

Anggota Komisi I DPR ini mengaku sudah bertanya kepada rekan-rekannya yang orang Jakarta atau dari suku Betawi mengenai kalimat ‘tempat jin buang anak’ tersebut. Kata Tifatul, rekan-rekannya tersebut menjawab ‘tempat jin buang anak’ merupakan konotasi dari lokasi yang jauh, sepi, dan seram.

Menurut pendapatnya ia menilai bahwa, pernyataan itu sama sekali tak mengandung delik hukum. Selain itu, Tifatul juga menilai ucapan saat berbicara soal pemindahan ibu kota negara itu juga tidak mengandung unsur penghinaan maupun SARA.

“Sudahlah. Kita ini ada 1.342 suku, ada 800 bahasa, ada 17.508 pulau dan sekian budaya. Udah, jangan baperan deh, dikit-dikit kesinggung, nanti susah bergaul kita ini. Nanti orang Batak ngomong kenceng, tersinggung. Jadi saling memahamilah. Suku bangsa begitu banyak tapi dikit-dikit kesinggung, kapan nikahnya kita,” ungkapnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here