Tuesday, 23 April 2024
HomeEkonomiKemenkop dan UKM Gandeng Bank BJB Ciptakan Wirausaha Muda Handal

Kemenkop dan UKM Gandeng Bank BJB Ciptakan Wirausaha Muda Handal

Bogordaily.net– Kementerian Koperasi dan UKM menjalin kerja sama dengan Bank Jabar Banten (BJB), Universitas Padjajaran (Unpad) dan Ikatan Alumni Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) dalam membangun muda yang dan berdaya saing.

Selain itu, untuk menciptakan banyak koperasi moderen di Indonesia.

Arif menambahkan, ada lima agenda besar yang bakal dijalankan KemenKopUKM yang membutuhkan banyak sinergi dengan pihak lain. Pertama, pendataan koperasi dan UMKM secara by name dan by address yang akuntabel dan bisa digunakan bersama dalam pengembangan KUMKM di Indonesia.

“Kami selalu membuka peluang sinergi dan kolaborasi dengan banyak pihak. Termasuk dengan perbankan, institusi pendidikan dan organisasi lainnya,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim, pada acara penandatanganan nota kesepahaman Sinergi Dukungan Ekosistem Keuangan Koperasi dan UKM dan penandatanganan perjanjian kerjasama Kredit Ritel, antara PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten Tbk dengan Kementerian Koperasi dan UKM, di Kota , Jumat 14 Januari 2022.

Arif menambahkan, ada lima agenda besar yang bakal dijalankan KemenKopUKM yang membutuhkan banyak sinergi dengan pihak lain.

Pertama, pendataan koperasi dan UMKM secara by name dan by address yang akuntabel dan bisa digunakan bersama dalam pengembangan KUMKM di Indonesia.

“Itu sudah dijalankan sejak 2021 dan tahun ini pengumpulan data koperasi dan UKM. Jadi, kita butuh dukungan banyak pihak,” imbuh SesKemenKopUKM.

Kedua, mewujudkan target menciptakan muda produktif. Saat ini, rasio kewirausahaan masih berada di level 3,6% dan pada akhir 2024 ditargetkan di level 3,9% atau mendekati 4%. Artinya, setiap tahun harus mampu menciptakan sekitar 500 ribu muda.

“Saya yakin dengan dukungan dari Unpad hal itu bisa terwujud. Saya juga berharap Unpad bisa menjadi Kampus , dimana mampu menciptakan lulusannya menjadi ,” kata Arif.

Ketiga, lanjut Arif, KemenKopUKM juga tengah menggebu menciptakan banyak koperasi moderen. Termasuk di dalamnya adalah merampungkan UU Perkoperasian.

“Dalam hal ini, kita butuh dukungan dari Ikopin,” tegas SesKemenKopUKM.

Keempat, mengawal pelaku usaha mikro yang jumlahnya dominan mencapai 99,7% memiliki legalitas usaha. Pemerintah pun sudah menyiapkan aplikasi pendaftaran nomor induk berusaha atau NIB melalui aplikasi OSS.

“Kelima adalah mendorong usaha mikro dan kecil masuk dalam satu ekosistem bisnis yang kuat, sehat dan kondusif. Sehingga, mereka bisa masuk rantai pasok,” ulas Arif.

Yang pasti, di tahun 2021 lalu, KemenKopUKM memiliki prioritas untuk menciptakan ekosistem usaha agar lebih adaptif.

“Sehingga, di tahun 2022 ini, kita dapat memasuki tahap pemulihan ekonomi UMKM dan koperasi cepat dan transformatif.

Sebagaimana arahan Menteri Koperasi dan UKM bahwa 2022 sudah memasuki fase pemulihan transformatif (Transformative Recovery).

“Yaitu, fase dimana kita harus menyiapkan UMKM dan koperasi untuk lebih siap menghadapi krisis ataupun perubahan lingkungan di masa yang akan datang,” ungkap Arif.

Dalam kesempatan itu, Direktur Konsumer dan Ritel Bank BJB, Suartini, menekankan, sinergi tersebut merupakan langkah luar biasa dalam pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia.

“Itu sudah berjalan sekian lama. Namun, baru kali ini kita wujudkan dalam bentuk nota kesepahaman,” kata Suartini.

Sementara itu, Rektor Universitas Padjajaran Prof Rina Indiastuti menjelaskan, ada sekitar 36 ribu mahasiswa Unpad yang dapat diarahkan menjadi SDM yang unggul dan sebagai seorang .

“Kita sudah memiliki kurikulum bisnis. Dan anak-anak mahasiswa butuh para pelaku yang sudah sukses sebagai inspirasi,” ujar Prof Rina.

Prof Rina pun berharap langkah sinergi ini bisa secara bersama-sama mencetak wirausaha muda baru yang sudah sukses sebagai inspirasi,” ujar Prof Rina.

Prof Rina pun berharap langkah sinergi ini bisa secara bersama-sama mencetak wirausaha muda baru yang berasal dari kalangan kampus.

“Dengan menjadi wirausaha, berarti mereka memiliki nilai tambah dalam penciptaan lapangan kerja,” kata Prof Rina.

Dan untuk menjaga keberlangsungan usaha mereka, Prof Rina mendorong untuk bergabung dalam wadah koperasi.***

“Mereka akan mampu membesarkan koperasinya, karena secara emosional sudah terjalin lama sejak mahasiswa membangun bisnis bersama,” papar Prof Rina.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here