Bogordaily.net – Pada 2011, Pemerintah Indonesia (Kementerian Koperasi dan UKM) dan Korea Selatan (Ministry of SME’s and Startups) sepakat mendirikan Green Business Center (GBC) sebagai bentuk pelaksanaan kerjasama pengembangan koperasi dan UKM berbasis eco-green yang ramah lingkungan.
Dalam perjalanannya, GBC menyediakan kesempatan bagi UKM di Indonesia dan Korea untuk membangun kerjasama melalui pertukaran teknologi dan business matching antara UKM di Indonesia dan Korea.
Lebih dari itu, GBC didedikasikan untuk inkubasi, konsultasi, dan membangun UKM dalam mengembangkan bisnis dan industrinya agar dapat mengadopsi atau mempercepat potensi bisnisnya dengan inovasi hijau.
Di depan Senior Advisor GBC Meliadi Sembiring dan Direktur GBC Lee Jong Soon, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim berharap ke depan GBC dapat menjadi pusat pengembangan kewirausahaan, transfer teknologi terutama teknologi yang berwawasan lingkungan. Juga, dapat semakin mendorong kemitraan usaha antara UKM Indonesia dengan UKM Korea.
“Kita akan terus perkuat kerjasama ini dan saling mendukung dalam pengembangan koperasi dan UKM di Indonesia,” kata Arif, usai mengikuti rapat Steering Commitee Green Business Business Center (GBC), di Jakarta, Kamis (13/1).
Komitmen tersebut akan dilakukan melalui peningkatan iklim kewirausahaan, pengembangan inkubator wirausaha, dan peningkatan akses pembiayaan bagi wirausaha.
Dari segi reformasi aturan dan regulasi, penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang KUMKM juga akan memfasilitasi berbagai kemudahan.
Salah satu kemudahan yang diberikan untuk UMKM maupun startup adalah dalam hal mendapatkan inkubasi dari lembaga inkubator, baik inkubator pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, maupun dunia usaha.
Menurut Arif, lembaga inkubasi memiliki peran strategis dalam penciptaan dan pengembangan usaha. Khususnya, bagi usaha-usaha yang berbasis teknologi, berwawasan lingkungan, berorientasi ekspor, maupun berbasis industri kreatif.
Terlebih lagi, lanjut SesKemenkopUKM, pihaknya memiliki beberapa program strategis lain yang salah satunya adalah menciptakan sebanyak mungkin produk dari usaha mikro dan kecil setelah dikurasi masuk rantai pasok.
“Intinya, kita akan mendorong usaha mikro dan kecil terhubung pada usaha yang lebih maju. Apalagi, Korea banyak membuka industri di Indonesia. Bagi saya, mereka bisa masuk rantai pasok industri perusahaan Korea yang ada di Indonesia, itu sudah cukup bagus,” jelas Arif.
Di samping itu, KemenkopUKM juga memiliki target menumbuhkan banyak wirausaha muda berbasis teknologi. “Kita akan mendesain terciptanya wirausaha-wirausaha muda di Indonesia. Bukan lagi menjadi wirausaha karena susah mencari lapangan kerja. Termasuk melahirkan startup-startup baru, yang unggul, inovatif, dan berdaya saing,” ungkap Arif.
Menurut SesKemenkopUKM, kedua program tersebut bisa disejajarkan dan disinergikan dengan GBC. “Saya menilai, GBC banyak memiliki kegiatan bagus. Artinya, kita bisa berjalan bersama, dan yang sudah ada akan lebih dioptimalkan lagi,” tandas Arif.
Sementara Direktur Green Business Center (GBC) Lee Jong Soon mengatakan bahwa GBC memiliki misi mempercepat Green Business untuk potensi bisnis dengan cara meningkatkan perusahaan digital, yang berdampak baik terhadap lingkungan sebagai upaya untuk masa depan.
“GBC juga menjadi pusat dan penghubung untuk Green Business,” imbuh Lee.
Tak hanya itu, GBC juga memiliki banyak kegiatan pendukung, yaitu untuk meminimalisir risiko investasi asing dan membantu meningkatkan daya saing melalui inkubasi.
“Kita juga akan memberikan dukungan pendidikan berskala internasional dan membantu memperluas jaringan, baik di dalam maupun luar negeri. Termasuk memberikan fasilitas bagi tenant seperti konsultasi, pemasaran, dan memberikan update pasar terkini,” pungkas Lee.***