Friday, 29 March 2024
HomeEkonomiKolaborasi KemenKopUKM, MicroSave Consulting, dan New York University, Tingkatkan Literasi Digital dan...

Kolaborasi KemenKopUKM, MicroSave Consulting, dan New York University, Tingkatkan Literasi Digital dan Inklusi Keuangan UMKM

Bogordaily.net (KemenKopUKM) menggandeng (MSC) yang didukung Financial Access Initiative (FAI) dari New York University, untuk menginisiasi kerjasama dalam rangka meningkatkan literasi digital dan kapasitas koperasi dan UMKM.

Salah satu strategi yang saat ini dilakukan KemenKopUKM adalah terus berupaya mempercepat literasi digital dan bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dengan (MSC) Indonesia.

“Tentunya, kerjasama ini menjadi salah satu bentuk dukungan kepada para pelaku koperasi dan UMKM agar dapat bangkit di tengah pandemi, lebih berkembang, serta dapat bersaing di pasar global,” kata Sekretaris Arif Rahman Hakim, pada acara (SFD) untuk UMKM dan Koperasi, yang dilaksanakan atas inisiasi (MSC) Indonesia, di Jakarta, Rabu 12 Januari 2022.

Menurut Arif, melalui kerjasama dengan MSC, salah satu kegiatan konkret yang akan dilakukan bersama yaitu terkait penelitian Small Firm Diaries (SFD). “Tujuannya, guna memahami secara mendalam tentang potensi dan hambatan yang dihadapi UKM dalam mengembangkan usahanya,” jelas .

Arif berharap, penelitian ini mendapatkan hasil yang relevan dan maksimal karena didukung juga oleh Micro Finance Opportunities, Low Income Financial Transformation, dan Financial Access Initiative dari New York University.
Selain itu, Arif meyakini, penelitian Small Firm Diaries akan berjalan maksimal dengan adanya dukungan dari the advisory group members.

“Dengan menyatukan berbagai keahlian dari sektor publik, swasta, dan non-pemerintah, the advisory group diharapkan dapat memberikan masukan dan saran, terkait konteks, rencana, dan temuan proyek penelitian,” ulas .
Bagi Arif, kolaborasi berbagai pihak melalui the advisory group, juga dapat menjadi wadah yang penting, baik dalam pengembangan riset maupun dalam penyampaian penemuan dan rekomendasi hasil riset.
juga berharap hasil dari pertemuan-pertemuan the advisory group members ke depan, dapat membantu pemerintah dalam memformulasikan kebijakan berdasarkan bukti, hingga membantu menyebarkan rekomendasi kebijakan dari hasil wawasan yang ditemukan dari penelitian.

“Juga turut dalam pembuatan Rencana Aksi oleh berbagai pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mengembangkan UMKM di Indonesia,” tandas Arif.
Sementara itu, Country Director Indonesia Grace Retnowati berharap output dari riset hasil kerjasama dengan New York University (NYU) tersebut dapat digunakan untuk bahan perumusan kebijakan dan perencanaan program dalam mencapai target-target pemberdayaan koperasi dan UMKM.

“Saya juga berharap kerjasama ini dapat mendukung program pemerintah dalam percepatan peningkatan kapasitas digital UKM dalam menuju ekonomi digital dan meningkatkan inklusi keuangan,” kata Grace.

Fokus Usaha Kecil

Dalam kesempatan yang sama, secara daring, Engagement Director Financial Access Initiative (FAI) dari New York University Laura Freschi menjelaskan bahwa motivasi dalam penelitian Small Firm Diaries adalah mempelajari lebih mendalam terhadap eksistensi pelaku UMKM, khususnya usaha kecil.

“Kita fokus meneliti pada usaha kecil yang memiliki pekerja antara 1-20 orang,” kata Laura.

Laura menambahkan, pihaknya sudah banyak melakukan penelitian usaha kecil atau Small Firm Diaries di banyak negara. Diantaranya, Ethiopia, Fiji, Nigeria, Kenya, Uganda, Kolombia, dan kini di Indonesia.

“Kami lembaga lembaga penelitian yang akan memberikan rekomendasi kepada pembuat kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang masih berada di garis kemiskinan,” ulas Laura.

Artinya, sambung Laura, tujuan penelitian Small Firm Diaries adalah untuk menemukan temuan-temuan yang relevan bagi pembuat kebijakan (pemerintah) bagi pemberdayaan UMKM. “Ini juga penting, dimana hasil riset dipastikan bisa digunakan,” tegas Laura.

Bagi Laura, dengan fokus riset pada usaha kecil, diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. “Kita akan melakukan kunjungan mingguan selama satu tahun, dengan mengambil sampel-sampel,” imbuh Laura.

Dengan fokus pada Small Firm Diaries, Laura bisa melihat alur kas usaha secara detail hingga pola usaha.  “Bahkan, realtime, kita bisa mengetahui hambatan yang dihadapi usaha kecil,” ujar Laura.

Dicontohkan di Nepal, pihaknya meneliti usaha kecil di bidang garmen. Sedangkan di India, objek penelitian lebih banyak menyorot usaha kelontong. “Dengan data kualitatif dan kuantitatif, kita akan memiliki pemahaman yang lebih efektif terhadap usaha kecil,” pungkas Laura.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here