Bogordaily.net – Pada tahun 2022 Lumbis Pansiangan akan mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan dari sektor perikanan yang sekaligus sebagai penunjang sektor pariwisata sungai.
Plt. Camat Lumbis Pansiangan, Lumbis Pangkayungon mengatakan, untuk itu budidaya ikan langsung dihabitatnya hanya dibutuhkan disiplin dari masyarakat sekitar untuk tidak menggangunya seperti nyetrum, meracun, menjala, memancing dan lainnya.
“Tuhan telah ciptakan sungai sebagai habitat asli dari ikan sungai seperti ikan Palian, Ikan Saladong, dan ikan khas sungai lainnya yang lezat dan guri. Kolam ikan adalah hanya hasil dari inovasi budidaya ikan,” kata Plt. Camat Lumbis Pansiangan, Lumbis Pangkayungon dalam akun Facebooknya, Kamis 13 Januari 2022.
Dirinya menjelaskan, di wilayah “Tagal” ikan yang dilarang, untuk tahun 2022-2024 (3 tahun) tidak saja dilarang akan dilakukan pelepasan bibit ikan Palian dan meberikan makan (pakan) selama 6 bulan.
Oleh karena itu, dengan membentuk kelompok tani perikanan Desa bertugas menjaga dan memberi makan ikan dengan beban pembiayaan menggunakan 4-5 persen, dari besaran Dana Desa (DD) tahun 2022-2024 sesuai dengan kebutuhan dana yang diperlukan.
“Hal ini sesuai dengan skala prioritas dalam juknis Kementarian Desa, dimana setiap Desa wajib memprogramkan ketahanan pangan pada masing-masing Desa sesuai dengan potensinya,” jelasnya.
Adapun beberapa wilayah sungai yang akan di Tagal yaitu Desa Sumantipal di wilayah Liagu Baru Pulak, Ligau Batu Ingkulunong, Liagu Baunding dan Muara Sungai Sumantipal dengan radius 2 km dari muara.
Kemudian Desa Bulalaun dan Lagas di Sungai Sigalu. Desa Ngawo Liagu Tongol dan Ligau Ngawol. Lalu Desa Panas sekitar perkampungan kelompok Panas.
“Masih ada beberapa Desa yang masih bermusyawarah dengan masyarakat desanya tentang bagian sungai di desanya yang akan di tagal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Lumbis Pangkayungon menambahkan, selain untuk pengembangan pada sektor pariwisata air dan memenuhi kebutuhan pangan kedepannya ikan Palian ini juga akan berpotensi untuk di ekspor di Malaysia.
“Karena ikan Palian disana cukup Mahal dan banyak yang mencarinya yang nantinya diekspor melalui PLBN Labang, sehingga pada masanya akan menjadi penopang ekonomi desa dan daerah,” ungkapnya.
Sehingga program Tagal ikan di sungai ini sangat berhasil di Sabah Malaysia, terutama di tetangganya Kecamatan Lumbis Pansiangan yaitu di Pagaluangan, Kampung Tinanduk dan Sungai Yahow.
“Dengan sungai dan habitat yang sama dengan bagian sungai direncakan untuk di Tagal, untuk itu harapan kami kedepan tidak ada pencamaran sungai dari arah hulu sungai yang merusak ekosistem sungai,” tandasnya.(Ibnu Galansa Montazerry)