Bogordaily.net– Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) memberikan apresiasi platfrom akan produk-produk unggulan Nusa Tenggara Barat (NTB), dan mayoritas bisa menembus pasar global. Salah satunya melalui adanya platform e-commerce Provinsi NTB yakni, NTB Mall.
NTB Mall sendiri terdiri dari dua bagian. Pertama, NTB Mall offline berisi display produk UMKM yang berada di kota Mataram. Dan kedua, melalui aplikasi ntbmall.com yang menjadi marketplace provinsi.
Dalam aplikasi tersebut ditampilkan berbagai macam produk UMKM NTB mulai dari kuliner, fesyen hingga kerajinan tangan (craft). Saat ini, target market dari NTB Mall sendiri sudah banyak yang menembus pasar global alias berorientasi ekspor.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengapresiasi kehadiran NTB Mall yang dinilainya telah memiliki infrastruktur yang sudah baik.
“Semua produk seharusnya juga bisa masuk ke sini. Jadi biar lebih mudah mereka meraih marketnya. Bahkan bisa masuk juga menjadi penyuplai hotel-hotel di NTB,” ujar Teten dalam kunjungan kerjanya ke Lombok serta Mataram, Kamis, 13 Januari 2022.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Teten turut didampingi Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman dan Staf Khusus MenKopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari.
Selain itu juga dihadiri Kepala Dinas Perdagangan NTB Fathurrahman, dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB Ahmad Masyuri.
MenKoPUKM mengatakan, produk UMKM yang sudah ada NTB Mall juga bisa diintegrasikan dengan platform e-katalog milik KemenKopUKM bertajuk SMEsta.Id mana platform ini menjadi panduan para investor dalam mencari produk-produk unggulan Indonesia kualitas ekspor.
“Saat ini kurang lebih ada sekitar 2 ribu produk tergabung dan telah terkurasi di SMEsta.id Saya ingin produk unggulan ekspor dari NTB Mall ini juga bergabung di sana, sehingga akses pasarnya lebih luas,” ucap Menteri Teten.
Tak hanya itu, dalam mengembangkan produk unggulan NTB, KemenKopUKM lanjut Teten, juga siap memberikan pendampingan, pembiayaan serta akses pasar. Untuk itu ia meminta, setiap produk harus memiliki kemasan dan konsep yang menarik.
Hal ini pula yang menurut Menteri Teten menjadi daya tarik investor. Apalagi NTB sebentar lagi akan menggelar event Internasional MotoGP Mandalika 2022, yang menjadi peluang bagi produk unggulan NTBÂ untuk menarik market yang lebih besar lagi.
“Event MotoGP akan dimanfaatkan supaya produk UMKM ini bisa punya kesempatan masuk ke pasar global. Sehingga mulai dikenal masyarakat luar, dan market dunia,” sebut MenKopUKM.
Untuk itu Provinsi NTB dan KemenKopUM harus melakukan kurasi dengan baik, serta analisis market yang potensial. Terutama berdasarkan pengalaman penyelenggaraan MotoGP sebelumnya di Sepang, Malaysia.
“Tentu untuk MotoGP harus sesuai produk dengan potensi marketnya. Selain itu kita targetkan Februari 2022 e-katalog untuk tamu MotoGP sudah siap dan diedarkan.
Mulai dari produk kuliner, kriya, fesyen dan produk wisata sudah bisa diakses para penonton dan tamu dari luar negeri yang ditaksir mencapai 100 ribu orang,” yakin Menteri Teten.
Kesiapan UMKM dari segi desain, branding dan packaging yang menarik, termasuk dukungan pembiayaan dari pemerintah yang telah tersedia untuk segera dimanfaatkan.
“Misalnya NTB Mall punya mitra sebagai offtaker bisa masuk kepada KUR Klaster hingga Rp 500 juta dengan bunga 3 persen hingga Juni 2022, sehingga mempermudah UMKM mengembangkan usahanya. Selanjutnya juga percepatan NIB (Nomor Induk Berusaha) supaya bisa memiliki sertifikat dan lainnya. Jika ada potensial usaha yang lebih besar segera didampingi,” pinta Menteri Teten.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perdagangan NTB Fathurrahman menambahkan, produk UMKM NTB Mall yang paling banyak diminati pasar luar negeri adalah produk kerajinan anyaman lokal dari tanaman sejenis rotan bernama ‘ketak.’
Kerajinan ketak tersebut berhasil menembus pasar Eropa dan Uni Emirates Arab (UEA) sebanyak 38 ribu produk pada November 2021 senilai 9 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp128,6 miliar.
Sehingga tercatat ekspor NTB mencapai 374 juta dolar AS atau sekitar Rp5,34 triliun sepanjang 2021.***