Saturday, 23 November 2024
HomeNasionalNasib Warga Kampung Miliarder Tuban, Jadi Pengangguran Sampai Susah Makan

Nasib Warga Kampung Miliarder Tuban, Jadi Pengangguran Sampai Susah Makan

Bogordaily.net–Kampung miliarder Desa Wadung dan Sumurgeneng Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur sempat heboh. Gara-gara, warga mendadak menjadi miliarder setelah menjual tanahnya ke PT Pertamina (Persero). Namun, kenikmatan itu hanya dirasakan warga sesaat. Sebab uang yang mereka dapat telah habis.

Musanam, warga kampung miliarder, mengaku menyesal setelah menjual lahannya kepada Pertamina. Awalnya kata Musanam, ia menjual lahan karena dibujuk petugas pembebasan lahan kilang berkali-kali hingga akhirnya melepas tanah dan rumahnya dengan ganti untung sebesar Rp500 juta.

“Saya mau melepas tanah dan rumah karena dijanjikan dipekerjakan sebagai pembersih rumput di area kilang minyak. Pekerjaan itu masih mampu saya kerjakan meskipun sekarang usia sudah 60 tahun,” ujar Musanam.

Namun, janji yang diberikan ternyata isapan jempol semata. Tawaran pekerjaan yang dinantikan tak kunjung datang. Padahal uang ganti untung Rp500 juta kemudian dibelikan rumah dan lahan di kampung baru di wilayah Desa Wadung.

Keputusan menjual tanah dan relokasi mandiri disesalinya, karena sekarang menjadi pengangguran. Bahkan sekadar untuk makan sehari-hari Ia kesulitan.

Sesekali ia mengandalkan pendapatan dari anak menantu yang masih tinggal satu rumah. Enam ekor sapi yang dimilikinya sekarang tinggal tiga ekor, karena terus menerus dijual untuk makan.

Tak hanya itu, harapan anak menantunya dipekerjakan di Kilang Minyak juga sebatas mimpi. Ia memutuskan bergabung dengan paguyuban pemuda enam desa demo di Kilang GRR Tuban untuk menagih janji Pertamina dipekerjakan di penyiapan lahan tahap 4 di tahun 2022.

“Setiap hari saya terus diomeli istri karena menganggur. Sapi terus menerus berkurang untuk makan sehari-hari,” ujar Musanam dikutip bloktuban.com.

Sebelumnya diberitakan warga berunjuk rasa di kantor PT Pertamina Grass Root Revenery (GRR) Tuban. Mereka menuntut pekerjaan kepada perusahaan pelat merah tersebut sesuai yang dijanjikan.

Sementara itu perwakilan Pertamina, Solihin meminta waktu dua pekan untuk menyesaikan masalah rekrutmen security. “Belum ada keputusan karena harus dikoordinasikan dulu dengan pimpinan pusat,” ujarnya.

Data per Februari 2021 lalu, sudah ada 63 KK yang pindah di lokasi lahan relokasi mandiri di Desa Wadung. Mereka berasal dari Dusun Tadahan, Ringin, dan Boro.

Relokasi mandiri di tempat tersebut merupakan lahan yang dibeli sendiri oleh warga yang terkena relokasi setelah mendapatkan pembayaran dari perusahaan untuk dipergunakan sebagai lokasi pemukiman baru. Mereka juga harus membeli akses jalan sendiri.***

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here