Monday, 25 November 2024
HomeBeritaParah! Karena Menolak Lepas Jilbab, Mahasiswi India Dilarang Masuk Kelas

Parah! Karena Menolak Lepas Jilbab, Mahasiswi India Dilarang Masuk Kelas

Bogordaily.net– Mahasiwi muslim di sebuah sekolah kedinasan di India mengeluh tak bisa masuk ke kelasnya karena mengenakan jilbab. Seorang gadis, AH Almas, 18, menuturkan dia dan dua temannya dilarang masuk ke kelas pada suatu pagi di bulan Desember.

Seorang dosen berteriak kepada mereka untuk keluar. Gadis-gadis Muslim tidak diizinkan untuk duduk di dalam kelas karena menolak melepaskan hijab atau jilbab mereka.

“Saat kami sampai di pintu kelas, guru bilang kami tidak bisa masuk dengan hijab,” kata Almas kepada Al Jazeera. “Dia meminta kita untuk melepaskannya.”

Sejak itu, sekelompok enam mahasiswa Muslim di sebuah perguruan tinggi wanita yang dikelola pemerintah di distrik Udupi di negara bagian Karnataka India di selatan dipaksa untuk duduk di luar kelas. Sebabnya administrasi perguruan tinggi menuduh mereka melanggar aturan karena hijab bukan bagian dari seragam.

Tetapi gadis-gadis itu mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jilbab adalah bagian dari iman mereka. Menggunaka jilbab merupakan hak mereka yang dijamin oleh hukum. Mereka bahwa menyebut pemerintah menggunakan taktik tekanan untuk memaksa menyerah.

Sejak 31 Desember 2021, gadis-gadis itu disebut tak hadir di kelas meski mereka berkuliah setiap hari. “Kami tidak akan mengalah, tidak mungkin,” Aliya Assadi, salah satu gadis kepada Al Jazeera.

Sebuah foto mahasiswa berhijab mengenakan seragam kampus sambil duduk di tangga di luar kelas mereka menjadi viral di media sosial. “Karena foto inilah isu kami menjadi sorotan media,” kata Assadi.

Protes para gadis itu telah membuat marah administrasi perguruan tinggi. Pihak kampus memaksa mereka untuk menulis surat yang menyatakan para gadis menerima tidak masuk kelas dengan tinggal di rumah sendiri.

“Kami mencoba menolak tetapi kepala sekolah dan guru mengancam kami bahwa mereka akan menghancurkan karir kami,” ujar Muskan Zainab, siswa lain, kepada Al Jazeera.

Zainab mengatakan senang seluruh dunia melihat mereka dipaksa untuk duduk di luar kelas. Namun, para siswa juga menghadapi penghinaan dan diskriminasi karena pembangkangan mereka.

“Harus berada di luar kelas sepanjang hari bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Guru-guru kami dan sesama siswa mengejek kami. Mereka bertanya kepada kami apa masalah kami dalam melepas hijab. Kenapa tidak mengikuti aturan saja, tanya mereka,” kata Almas kepada Al Jazeera. “Salah satu teman saya jatuh sakit karena siksaan mental ini.”

Para siswa mengatakan mereka khawatir tentang persentase kehadiran yang diperlukan untuk dapat mengikuti ujian tahunan.

Rudre Gowda, kepala sekolah, mengatakan bahwa mereka tidak mengizinkan siswa mengenakan jilbab di ruang kelas karena itu bukan bagian dari seragam. Dia mengatakan mematuhi arahan yang dikeluarkan oleh kementerian pendidikan.

Larangan jilbab para mahasiswi itu memicu kemarahan di India. Aktivis mahasiswa dan kelompok hak asasi menuduh administrasi perguruan tinggi bias terhadap minoritas Muslim. “Ini adalah Islamofobia. Itu apartheid,” kata aktivis Afreen Fatima, sekretaris Gerakan Persaudaraan di New Delhi, kepada Al Jazeera.***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here