Bogordaily.net–Lonjakan harga daging babi di Thailand membuat warga ramai-ramai beralih dengan memakan daging buaya. Kementerian Kesehatan Thailand pun mendukung konsumsi daging buaya sebagai alternatif untuk menggantikan daging babi.
Direktur Jenderal Kemenkes Thailand, Suwannachai Wattanayingcharoenchai, mengatakan daging buaya mengandung banyak protein. Namun, ia mengingatkan bahwa daging buaya harus dimasak dengan benar demi menghindari kontaminasi bakteri.
Meskipun hidup di peternakan yang bebas bahan kimia, buaya mungkin mengandung bakteri seperti salmonella. Bakteri ini menyebabkan kelainan sistem pencernaan.
Menurut Suwannachai, orang harus mencuci tangan dan peralatan secara rutin, sebelum memasak daging buaya. Pembeli juga harus menahan diri untuk tak makan daging buaya setengah matang.
“Saya menyarankan membeli ekor reptil karena dianggap bagian terbaik daging,” kata dia dikutip CNN Indonesia dari Bangkok Post.
Direktur Departemen Biro Nutrisi, Sapin Chotevichien, mengatakan 100 gram daging buaya mengandung 99 kalori, 2.9 gram lemak dan 21.5 gram protein.
Banyak orang memilih sumber lain untuk memenuhi kebutuhan protein dengan mengonsumsi ikan, telur, dan buncis.
Penduduk lokal dari distrik Phimai, di Provinsi Nakhon Ratchasima, memilih memenuhi protein dari siput sungai atau yang disebut hoy na.***