Tuesday, 26 November 2024
HomeNasionalTernyata ada 8 Gunung Berapi Bawah Laut yang Masih Aktif di Indonesia

Ternyata ada 8 Gunung Berapi Bawah Laut yang Masih Aktif di Indonesia

Bogordaily.net– Letusan gunung berapi bawah laut menjadi pemicu tsunami yang menerjang Tonga, negara kepulauan di wilayah Samudra Pasifik, Sabtu, 15 JanuariĀ  2022. Dan ternyata, terdapat delapan gunung berapi bawah laut yang masih aktif di Indonesia.

Akibat dari tsunami ini, dilaporkan terjadi sejumlah kerusakan, air tercemar, hingga saluran internet terputus di Tonga.

Tsunami ini datang setelah letusan gunung berapi Hunga Tonga Hunga Ha’apai, berlokasi sekitar 30 kilometer tenggara pulau Fonuafo’ou Tonga, dan sekitar 65 kilometer utara Nuku’alofa.

Tidak hanya Tonga, Letusan ini berdampak di seluruh Pasifik. Peringatan tsunami pun dikeluarkan beberapa wilayah Selandia Baru, Jepang, dan Amerika Serikat.

Menurut National Weather Service, peringatan tsunami berarti mereka yang berada di dekatnya harus segera masuk ke daratan atau mencari tempat yang lebih tinggi. Tsunami juga dilaporkan sudah muncul di sepanjang pantai Jepang pada Minggu, 16 Januari 2022.

Badan Informasi Geospasial (BIG) beserta sejumlah kementerian dan lembaga menelaah temuan baru soal delapan gunung api bawah laut di Indonesia. Gunung api bawah laut itu tersebar di tiga provinsi.

“Iya benar, ada delapan gunung api bawah laut berhasil kita telaah dan kita sepakati bahwa itu memang gunung bawah laut. Itu hasil penelaahan BIG dan Kementerian dan lembaga terkait lain di tahun 2020 lalu,” kata Koordinator Pemetaan Kelautan BIG Fajar Mugiarto dikonfirmasi detikcom.

Fajar menyebut delapan gunung itu berada di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatra dan Sulawesi Utara. Jenis gunung bawah laut ini merupakan jenis gunung berapi.

Namun, Fajar menegaskan, untuk memastikan apakah gunung bawah laut itu aktif atau tidak, butuh penelitian lanjutan oleh kementerian dan lembaga lain. “Sebenarnya gunung bawah laut itu ratusan ya jumlahnya, itu semua ada di perairan Indonesia. Hanya saja, baru delapan gunung bawah laut ini yang kita telaah dan sepakati bersama,” ujar Fajar.

“Delapan gunung bawah laut ini jenis gunung api, tetapi apakah gunung bawah laut ini aktif atau tidak, perlu kajian lebih lanjut. Ada kementerian lain yang biasa menjelaskan itu. Kalau kita BIG kan hanya melakukan pendataan,” ucapnya.

Fajar mengatakan penelaahan delapan gunung bawah laut ini mengacu kepada dokumen B-6 Standardization of Undersea Features Names dari International Hidrographic Organization (IHO). Dari aspek geometri, delapan gunung yang ditelaah ini dapat dikategorikan sebagai gunung bawah laut karena memiliki ketinggian lebih dari 1.000 meter dan bentuknya kerucut.

“Delapan gunung bawah laut yang sudah ditelaah tersebut, telah diajukan BIG untuk dapat dimasukkan ke dalam Gazeter Republik Indonesia,” kata Fajar.

Tahun 2020 merupakan kali pertama bagi BIG menyelenggarakan toponimi untuk unsur di wilayah laut. Kegiatan ini terdiri dari pengumpulan data, penelaahan data, dan pengusulan data untuk dapat disusun di dalam Gazeter Republik Indonesia. Kegiatan penyelenggaraan toponimi unsur wilayah laut pada 2020 dilakukan pada 28 September- 9 Oktober 2020.

Pengumpulan data dan penelaahan dilakukan secara daring oleh BIG bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here