Bogordaily.net – Garuda Sport Indonesia yang menggelar acara kejuaraan renang pelajar Kota Bogor, Dispora Cup 2022 menuai kritik dari salah satu orang tua peserta karena mendapatkan hadiah berupa voucher saja. Hal ini membuat Ketua Panitia Dispora Cup 2022 Sopian Sanjaya angkat bicara.
“Ini kegiatan mandiri dan non APBD, kegiatan diselenggarakan Garuda Sport Indonesia (GSI) yang bekerjasama dengan Dispora Kota Bogor dan perwasitannya dari PWRSI Kota Bogor,” kata Ketua Panitia Dispora Cup 2022 Sopian Sanjaya kepada Bogordaily.net, Senin 31 Januari 2022.
Kejuaraan renang Dispora Cup 2022 Kota Bogor atau Ngocepat 1, kegiatannya diluar dari Dispora. Menurutnya, kegiatan itu kegiatan mandiri yang sudah fakum selama 2 tahun.
“Kegiatan mandiri untuk membangun prestasi Kota Bogor yang sudah fakum hampir dua tahun tidak pernah ada event renang,” jelasnya.
Soal hadiah yang diberikan panitia kepada para juara, sebenarnya sudah disepakati dari awal bahwasanya pihaknya hanya memberikan medali dan piagam saja.
Sopian menjelaskan, pihaknya juga memberikan piala khusus bagi sekolah yang jumlah atletnya banyak memenangi kejuaraan renang Dispora Cup 2022 Kota Bogor atau Ngocepat 1.
“Tapi, pada saat berjalannya waktu ternyata dari pihak sponsor melihat dan memberikan apresiasi berupa voucher yang kita terima. Disitu kita kebingungan, akhirnya diputuskan voucher ini kita berikan kepada para pemenang. Itu ibaratnya bentuk hiburan atau tambahan untuk para peraih emas,” paparnya.
Kemudian Sopian mengaku tidak mengetahui jika hadiah berupa voucher ini malah menjadi persoalaan di kemudian hari. Karena, sesuai kesepakatan di awal yang sudah diumumkan pada saat technical meeting, panitia tidak memberikan hadiah berupa uang pembinaan.
“Sudah disampaikan kepada pelatih. Hanya medali dan piagam saja. Jadi memang itu ibaratnya panitia yang penting memberikan satu kegiatan bermanfaat khususnya bagi pelajar Kota Bogor ada kegiatan yang menunjang prestasi mereka. Mungkin tidak tersampaikan oleh para pelatihnya, kalau kita sih karena pada saat penyampaian terakhir memang menyampaikan, dari awal bahwa kita itu tidak ada hadiah uang pembinaan sama sekali,” imbuhnya.
Menanggapi soal uang pendaftaran peserta, Sopian menjelaskan, bahwa uang pendaftaran digunakan untuk membeli medali, piagam hingga pembayaran satunya wasit dan pembayaran lainnya.
“Bukan hanya piagam juara, tapi semua peserta diberikan piagam. Untuk medali khusus juara saja mencapai 110 buah. Belum untuk medali perak dan perunggu, dikali dua berarti ada 220 buah. Dan ketebalan medalinya juga lumayan besar sekitar 2 milimeter. Belum lagi seperti tenda kita maksimalkan, untuk kepanitian kurang lebih ada 56 wasit diluar dari kepanitian hingga dari 30 anak yang mendapatkan juara ini sedang digojlok untuk meningkatkan di event-event berikutnya,” jelasnya.
“Jadi kita memang banyak pengeluaran yang begitu besar, tapi kita tetap optimalkan supaya kejuaraan tetap terlaksana,” lanjutnya.
Ia menyatakan, bahwa para atlet yang berhasil meraih juara dalam ajang ini, bisa memanfaatkan penghargaan yang sudah diraihnya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya melalui Jalur Prestasi (Japres).
“Penghargaan ini bisa digunakan untuk mendaftar ke sekolah melalui Japres, dan itu sudah sesuai hasil rapat. Dalam penghargaan itu juga ada rekomendasi event, kalau untuk TK-SMP dari Disdik dan kalau SMA lewat KCD. Intinya penghargaan berpengaruh dan bermanfaat,” tandasnya.*
Ibnu Galansa Montazery